Islam dan Barat
Charles telah berbicara tentang perlunya orang-orang Barat untuk lebih memahami Islam, khususnya selama pidato Oktober 1993. “Jika ada banyak kesalahpahaman di Barat tentang sifat Islam, ada juga banyak ketidaktahuan tentang utang budaya dan peradaban kita sendiri kepada dunia Islam. Ini adalah kegagalan yang, menurut saya, berasal dari pengekangan sejarah yang telah kita warisi,” katanya di Oxford Centre for Islamic Studies.
Selain itu, dia juga meminta orang-orang tidak mengasosiasikan ekstremisme dengan Islam. “Kita tidak boleh tergoda untuk percaya bahwa ekstremisme dalam beberapa hal merupakan ciri dan esensi Muslim,” ucap dia.
Keuangan syariah
Dalam pidatonya di Forum Ekonomi Islam Dunia tahun 2013 di London, Charles III menunjukkan pengetahuan rinci tentang keuangan syariah dan manfaat dapat dibawa ke pasar keuangan global. Untuk mengomentari pemerataan konsumsi sumber daya alam, dia menggunakan konsep riba.
“Saya menduga bahwa jika perintah Alquran terhadap riba diterapkan pada sistem ekonomi yang berlaku saat ini, maka utang yang telah kita keluarkan secara efektif untuk generasi mendatang dengan menipisnya modal alam bumi pasti akan ditemukan menjadi riba,” katanya.
Pengaruh Muslim di dunia
Charles III sering berkomentar tentang kontribusi Muslim untuk ilmu pengetahuan, seni dan akademisi. "Kita perlu ingat bahwa kita di Barat berhutang budi kepada para ulama Islam. Karena mereka, selama Abad Kegelapan di Eropa harta pembelajaran klasik tetap hidup,” tuturnya di Universitas Al-Azhar pada 2006.
Tiga tahun sebelumnya, di Markfield Institute for Higher Education di Leicestershire, dia mengomentari kontribusi Islam terhadap matematika. “Siapa pun yang meragukan kontribusi Islam dan Muslim pada Renaisans Eropa harus mencoba melakukan beberapa aritmatika sederhana menggunakan angka Romawi. Syukurlah untuk angka Arab dan konsep nol diperkenalkan ke dalam pemikiran Eropa oleh matematikawan Muslim” tambahnya.