REPUBLIKA.CO.ID, IZIUM -- Warga Kota Izium mencari kerabat yang meninggal dunia di pemakaman massal yang ditemukan usai pasukan Rusia mundur. Sementara petugas darurat terus menggali kuburan yang menurut mereka berisi ratusan jenazah.
Penyebab kematian jenazah dikuburkan itu sana belum diketahui. Walau warga setempat mengatakan beberapa di antaranya tewas dalam serangan udara. Pihak berwenang Ukraina mengatakan setidaknya satu jenazah ditemukan dalam keadaan terikat dan ada bekas tali di lehernya.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan penyidik menemukan bukti baru penyiksaan pada orang-orang yang dikuburkan di Izium. Salah satu kota di timur laut Ukraina yang berhasil direbut kembali dari Rusia pada awal bulan ini.
"Sudah lebih dari 10 ruang penyiksaan yang ditemukan di daerah yang dibebaskan di wilayah Kharkiv, di berbagai kota dan kota madya," kata Zelenskyy dalam pidato malamnya, Sabtu (17/9/2022).
"Penyiksaan praktik yang tersebar di daerah-daerah pendudukan, itu yang Nazi lakukan, itu yang apa (Rusia) lakukan, mereka tidak akan menjawabnya dengan cara yang sama, baik di medan perang maupun di pengadilan," tambahnya.
Sambil memegang daftar nama dan nomor salah seorang warga Volodymyr Kolesnyk menelusuri kuburan massal itu untuk mencari kerabatnya yang katanya tewas dalam sebuah serangan udara ke sebuah gedung apartemen tidak lama sebelum pasukan Rusia merebut Izium bulan April lalu.
Kolesnyk mengatakan ia tahu kerabatnya di bawah ke kuburan massal. Beberapa kuburan ditandai dengan nomor.
Ia berhenti di depan salib dengan nomor 199 dan memeriksa daftar yang diberikan perusahaan pemakaman setempat yang menggali kuburan, dengan hati-hati ia menggantung tanda nama yang bertuliskan Yurii Yakovenko, sepupunya. Ia mengatakan nomor 164 adalah istri sepupunya dan 174 adalah bibinya atau ibu sepupunya.
"Mereka menguburnya dalam kantong-kantong, tanpa peti, tanpa apa pun, awalnya saya tidak diperbolehkan ke sini, (Rusia) bilang ini ranjau dan meminta untuk meninggu, dan banyak di antara mereka di hutan, jadi saya takut untuk datang ke sini," kata Kolesnyk.