Ahad 18 Sep 2022 20:05 WIB

Prof Azyumardi Azra Sosok Pendorong Transformasi IAIN Menjadi UIN

IAIN berubah menjadi UIN di masa kepemimpinan Azyumardi Azra.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Muhammad Hafil
 Prof Azyumardi Azra Sosok Pendorong Transformasi IAIN Menjadi UIN. Foto:  Sejumlah karangan bunga ucapan belasungkawa atas wafatnya Ketua Dewan Pers Azyumardi Azra berada di rumah duka Perumahan Puri Laras 2, Ciputat, Tangsel, Banten, Ahad (18/9/2022). Azyumardi Azra meninggal dunia pada Ahad (18/9/2022) di rumah sakit Kedah, Selangor, Malaysia pukul 12.30 waktu setempat.Republika/Prayogi
Foto: Republika/Prayogi
Prof Azyumardi Azra Sosok Pendorong Transformasi IAIN Menjadi UIN. Foto: Sejumlah karangan bunga ucapan belasungkawa atas wafatnya Ketua Dewan Pers Azyumardi Azra berada di rumah duka Perumahan Puri Laras 2, Ciputat, Tangsel, Banten, Ahad (18/9/2022). Azyumardi Azra meninggal dunia pada Ahad (18/9/2022) di rumah sakit Kedah, Selangor, Malaysia pukul 12.30 waktu setempat.Republika/Prayogi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Prof Dr Hj Amany Lubis turut berduka cita yang mendalam atas meninggalnya Prof Dr Azyumardi Azra M.Phil, MA, CBE pada Ahad (18/9/2022). Almarhum wafat setelah dirawat tim dokter RS Serdang Malaysia setelah dinyatakan sakit dalam perjalanannya memenuhi undangan Angkatan Belia Islam Malaysia (ABIM).

"Innalillahi wa innaa ilaihi rojiun. Telah berpulang ke rahmatullah, guru kita semua Prof Dr Azyumardi Azra pada hari ini, Ahad 18 September 2022. Semoga Allah SWT menempatkan beliau di tempat terbaik di sisi-Nya," ucap Amany, dalam keterangan pers yang diterima, Ahad (18/9/2022).

Baca Juga

Wafatnya almarhum menyisakan duka mendalam seluruh sivitas akademi UIN Jakarta. Rektor Amany menuturkan, wafatnya Prof Azra merupakan kehilangan besar bagi sivitas akademik UIN Jakarta. Prof Azra adalah Rektor UIN Jakarta periode 1998-2006. Sepanjang masa kepemimpinannya, almarhum telah memimpin pengembangan universitas dengan ide-ide konstruktif dan penuh dedikasi.

Prof Azra telah menorehkan banyak karya penting yang perlu diteladani. Salah satunya, almarhum melakukan perubahan penting dalam mendorong kemajuan kualitas pendidikan yang ditawarkan perguruan tinggi keagamaan Islam Negeri (PTKIN) sehingga bisa lebih kompetetif. Juga memberikan peluang luas bagi lulusan madrasah, pesantren, maupun sekolah lainnya dalam meraih cita-cita mereka.

Perubahan yang dimaksud ialah almarhum mendorong transformasi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syarif Hidayatullah Jakarta menjadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Di masa kepemimpinannya sebagai Rektor, IAIN Jakarta berhasil beralih status menjadi UIN Jakarta dengan terbitnya Keputusan Presiden RI No. 031 Tanggal 20 Mei 2002 sekaligus menempatkan UIN Jakarta sebagai PTKIN berstatus UIN pertama.

Melalui transformasi ini, UIN Jakarta selanjutnya bisa mengembangkan banyak fakultas dan program studi berbasis integrasi ilmu. Hal ini ditandai dengan hadirnya fakultas-fakultas di era UIN seperti Fakultas Psikologi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Sains dan Teknologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Kesehatan, dan Fakultas Kedokteran.

"UIN Jakarta terus memperkuat fakultas dan program studi berbasis keislaman era IAIN Jakarta. Di antaranya, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Fakultas Adab dan Humaniora, Fakultas Ushuluddin, Dakwah dan Ilmu Komunikasi, dan Fakultas Dirasat Islamiyah," jelas Amany.

Tidak hanya mendorong pengembangan UIN Jakarta sendiri, transformasi ini pada akhirnya menginspirasi sejumlah PTKIN lain untuk berubah dari STAIN atau IAIN menjadi UIN. Total kini terdapat 29 PTKIN dengan status UIN dengan bertambahnya empat UIN pada 2022, yaitu UIN Mahmud Yunus Batusangkar, UIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi, UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan, UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan, dan UIN Salatiga.

Sebagai seorang guru, Prof Azra juga merupakan sosok guru yang bijak, pendidik yang amanah, serta lebih banyak mengedepankan kemajuan ilmu pengetahuan. Ia juga memberikan teladan sangat positif bagi para akademisi untuk berpegang teguh pada rasionalitas dalam nuansa spiritual yang kental. "Untuk itu, kami di UIN Jakarta merasa sangat kehilangan atas wafatnya Profesor Azumardi Azra," kata dia.

 

"Kami mengucapkan belasungkawa sedalam-dalamnya. Semoga almarhum direlakan kepergiannya, mendapatkan ampunan atas salah dan khilafnya, dan semoga almarhum di tempatkan di surga-Nya. Saya bersaksi Profesor Azra adalah orang yang sangat baik, khoir, khoir, khoir wa min ahlil jannah," tambah Amany.

Sebagai akademisi, Prof Azra merupakan salah satu Guru Besar Sejarah Islam di UIN Jakarta. Selain mengajar di Fakultas Adab dan Humaniora, ia juga tercatat mengajar dan membimbing mahasiswa program doktor di Program Doktor Pengkajian Islam di Sekolah Pascasarjana UIN Jakarta.

Ia juga tercatat pernah diundang menjadi pengajar di sejumlah perguruan tinggi dunia seperti Oxford Centre for Islamic Studies, Universitas Oxford, Inggris, termasuk menjadi menjadi profesor tamu pada Universitas Filipina dan Universitas Malaya, Malaysia.

Sebagai seorang guru besar sejarah, kepakarannya di bidang sejarah Islam telah menempatkannya sebagai ahli sejarah Islam kawasan Asia Tenggara yang sangat berpengaruh.

Disertasinya yang berjudul The Transmission of Islamic Reformism to Indonesia: Network of Middle Eastern and Malay-Indonesian 'Ulama in the Seventeenth and Eighteenth Centuries, belakangan diterbitkan menjadi Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII & XVIII. Ini menginspirasi para sarjana untuk menekuni studi sejarah Islam dan masyarakat Muslim di kawasan Nusantara.

Sepanjang hayatnya, Prof Azra juga dikenal sebagai seorang akademisi produktif kendati disibukkan dengan berbagai aktifitas mengajar, ceramah, membimbing mahasiswa progra, doktor. Almarhum telah menerbitkan banyak artikel dan buku yang terbit di berbagai jurnal dan penerbit terkemuka dalam dan luar negeri. Selain itu, analisis dan pandangannya yang tajam dan kritis atas berbagai isu sosial kontemporer rutin dimuat di berbagai media massa nasional.

Atas kiprah akademik dan sosialnya yang luar biasa, Prof Azra tercatat menerima banyak penghargaan dari berbagai institusi dalam dan luar negeri. Di antaranya, penghargaan sebagai Penulis Paling Produktif dari Penerbit Mizan (2002), Sarwono Prawirohardjo Memorial Lecture dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (2017), Order of Rising Sun: Gold and Silver Star dari Kaisar Jepang (2017), dan yang paling utama penghargaan Commander of the Most Excellent Order of the British Empire (CBE) dari Kerajaan Britania Raya (2010).

Ketua Senat UIN Jakarta Prof Dr Dede Rosyada MA juga menyatakan duka citanya atas wafatnya almarhum Prof Azra. "Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Turut berduka cita yang sedalam-dalamnya. Mudah-mudahan almarhum Prof Azra diterima di tempat terbaik di sisi Allah SWT," ucapnya.

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement