Senin 19 Sep 2022 10:12 WIB

Biden Peringatkan Xi Jinping Soal Investasi AS di China Tertahan Jika Dukung Rusia

Sejauh ini tidak ada tanda-tanda dukungan material untuk Rusia oleh China.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Gambar kombinasi ini menunjukkan Presiden AS Joe Biden di Washington, 6 November 2021, dan Presiden China Xi Jinping di Brasilia, Brasil, 13 November 2019.
Foto: AP Photo/Alex Brandon, Eraldo Peres
Gambar kombinasi ini menunjukkan Presiden AS Joe Biden di Washington, 6 November 2021, dan Presiden China Xi Jinping di Brasilia, Brasil, 13 November 2019.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden AS, Joe Biden memperingatkan Presiden China Xi Jinping, akan menjadi kesalahan besar jika China mendukung Rusia dalam konflik dengan Ukraina yang saat ini masih terjadi. Namun, sejauh ini, belum terdapat indikasi Beijing telah memberikan senjata ke Moskow untuk invasinya ke Ukraina.

Seperti dilansir dari Bloomberg, Senin (19/9/2022), Biden, menurut kutipan dari wawancara dengan 60 Minutes CBS yang ditayangkan Ahad, mengatakan, dia berbicara dengan Xi tak lama setelah presiden China bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin selama Olimpiade pada bulan Februari.

Baca Juga

“Tidak lama setelah itu, saya menelepon Presiden Xi. Tidak mengancam sama sekali, hanya untuk mengatakan kepadanya, bahwa kita sudah sering bertemu. Dan saya berkata, jika Anda berpikir bahwa orang Amerika dan lainnya akan terus berinvestasi di China berdasarkan pelanggaran Anda terhadap sanksi yang telah dijatuhkan pada Rusia, saya pikir Anda membuat kesalahan besar, tetapi itulah keputusan yang Anda buat,” kata Biden.

Dia tidak merinci kapan panggilan itu dilakukant. Setelah itu, Biden menggambarkan implikasi dan konsekuensi jika China memberikan dukungan material kepada Rusia seperti yang dilakukannya. Di mana telah terjadi serangan brutal terhadap kota-kota dan warga sipil Ukraina.

Biden mengatakan kepada CBS sejauh ini tidak ada tanda-tanda dukungan material untuk Rusia oleh China. “Sejauh ini, tidak ada indikasi mereka telah mengajukan senjata atau hal-hal lain yang diinginkan Rusia,” katanya sambil menolak untuk menjelaskan lebih lanjut.

Namun tanpa ada tanda-tanda China melanggar sanksi AS kepada Rusia, hubungan ekonomi kedua negara sudah tegang. Gedung Putih telah mengambil langkah-langkah untuk mengamankan rantai pasokan domestik, termasuk semikonduktor.

Langkah itu untuk mengurangi ketergantungannya pada negara Asia dan telah meningkatkan pengawasan terhadap investasi asing di AS. Biden juga terus meninjau apakah akan mengurangi tarif yang dikenakan pada barang-barang China oleh pendahulunya, Donald Trump.

Ditanya apakah hubungan antara China dan Rusia dapat menempatkan AS dalam perang dingin baru yang lebih rumit, Biden mengatakan, dirinya tidak berpikir saat ini adalah perang dingin baru yang lebih rumit.

Xi dan Perdana Menteri India Narendra Modi menyatakan keprihatinan pekan lalu tentang invasi Putin, ketika serangan balasan Ukraina mendorong pasukan Rusia kembali ke beberapa bagian negara itu.'

Putin mengatakan kepada Xi bahwa dia memahami pertanyaan dan kekhawatiran China, sementara Modi mengatakan kepada Putin bahwa era saat ini bukan untuk perang.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement