Senin 19 Sep 2022 16:35 WIB

Presiden Iran tak Berencana Bertemu Biden di Sidang Umum PBB

Tidak ada rencana untuk pertemuan atau negosiasi Iran dengan para pemimpin AS

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Presiden Iran Ebrahim Raisi mengatakan tidak memiliki rencana untuk bertemu dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden di sela-sela sidang PBB.
Foto: Sergei Bobylev, Sputnik, Kremlin Pool Photo v
Presiden Iran Ebrahim Raisi mengatakan tidak memiliki rencana untuk bertemu dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden di sela-sela sidang PBB.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Presiden Iran Ebrahim Raisi pada Senin (19/9/2022) bertolak ke New York dan akan berbicara di hadapan  Majelis Umum PBB akhir pekan ini. Raisi mengatakan tidak memiliki rencana untuk bertemu dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden di sela-sela acara PBB tersebut.

"Tidak ada rencana untuk pertemuan atau negosiasi dengan para pemimpin AS. Kami tidak punya rencana apa pun untuk bertemu dengan mereka," kata Raisi.

Baca Juga

Raisi mengatakan, kehadirannya di PBB sebagai kesempatan untuk menjelaskan kepada dunia tentang dugaan "kebencian" dunia internasional terhadap Iran. Namun dia tidak menguraikan lebih lanjut tentang pidato yang akan disampaikan dalam pertemuan PBB.

Raisi bertolak ke New York dengan didampingi oleh Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir Abdollahian dan perunding nuklir Ali Bagheri Kani. Raisi akan berpidato di Majelis Umum dan menghadiri pertemuan UNESCO tentang agama.

Iran dan AS tidak memiliki hubungan diplomatik sejak pengambilalihan Kedutaan Besar AS oleh kelompok militan di Teheran pada 1979. Pada Ahad (18/9), dalam tayanhan wawamcara dengan 60 Minutes CBS, Raisi mengatakan, Amerika Serikat tidak dapat dipercaya. Dia menuntut jaminan bahwa Washington tidak akan menarik diri lagi dari kesepakatan nuklir seperti yang dilakukan Presiden Donald Trump pada 2018.

 Raisi juga mengatakan kepada CBS bahwa, Iran bersedia untuk membahas pertukaran tahanan dengan AS. Raisi mengatakan, Teheran berkomitmen untuk mengejar “keadilan” atas pembunuhan seorang komandan Garda Revolusi Iran, Jenderal Qassem Soleimani, dalam serangan udara AS di Baghdad pada Januari 2020.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement