REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI – Sebanyak 5.125 mahasiswa kompak memadati BSI Convention Center (BSI Convex) Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) kampus Kaliabang. Mereka berkumpul dalam rangka mengikuti program Pertukaran Mahasiswa Merdeka-Pembinaan Kesadaran Bela Negara (PMM-PKBN) melalui Profesi Digital, pada Rabu (14/9/2022).
Program PMM-PKBN ini menggandeng enam perguruan tinggi sebagai konsorsium yakni Universitas BSI, Universitas Gunadarma, Binus University, LSPR Jakarta, UPN Veteran Jakarta, dan Ukrida. Klarista Carly Auraliana, salah satu mahasiswa program studi Akuntansi Universitas BSI ,mengatakan acara bela negara ini sangat bermanfaat untuk menumbuhkan rasa cinta kepada tanah air.
“Mahasiswa itu identik sebagai generasi penerus bangsa, sehingga untuk menjadi generasi yang bisa memajukan bangsanya, harus mencintai negaranya terlebih dahulu. Banyak hal yang bisa kita lakukan untuk mencintai tanah air, salah satunya ikut berkontribusi dalam kegiatan Bela Negara ini. Mahasiswa Universitas BSI sebagai Kampus Digital Kreatif selain berkewajiban belajar juga wajib mencintai negaranya dengan hal yang mudah saja, seperti memakai produk dalam negeri atau menjaga kelestarian lingkungan,” ujarnya dalam keterangan rilis, Jumat (16/9/2022).
Senada dengan itu, Yudhistira Pramana Andaka yang merupakan mahasiswa jurusan Ekonomi Syariah Universitas Gunadarma turut memberikan komentar atas terlaksananya program PMM-PKBN ini. Menurutnya, program ini sangat bagus untuk menumbuhkan rasa patriotisme dalam diri mahasiswa.
"Mahasiswa merupakan aspirator bagi masyarakat untuk menyampaikan kritik dan saran terhadap kebijakan pemerintah, sehingga alangkah lebih baik ke depannya bela negara ini turut menyertakan masyarakat umum, tak hanya mahasiswa saja," ungkap Yudhistira.
Haliza Balkis mahasiswi jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Nasional mengungkapkan kegiatan PMM-PBKN ini bagus untuk mengajak mahasiswa mencintai negara Indonesia. Acara pembukaan dan kuliah umum Bela Negara ini juga dikemas dengan apik dan menarik sehingga mahasiswa lebih tertantang untuk berkontibusi membela negara.
“Dengan mengikuti acara ini, banyak manfaat yang aku peroleh salah satunya ilmu bagaimana cara kita sebagai mahasiswa untuk membela negara. Bahwa membela negara itu, tidak harus mengangkat senjata dan melawan penjajah. Namun dengan kita menguasai teknologi digital dan mencintai UUD 1945 saja sudah termasuk dalam membela negara,” tutupnya.