REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Duta Besar Kuba untuk Arab Saudi mengatakan kerajaan akan mendanai masjid pertama di negara itu. Pembangunan rumah ibadah Muslim itu untuk melayani umat Islam yang tinggal di sana.
“Karena sumbangan dari pihak Saudi ini, hari ini kami dapat mengatakan bahwa kami sedang membangun di Havana masjid pertama di negara kami,” kata Vladimir Gonzalez dalam sebuah wawancara yang disiarkan oleh TV pemerintah Saudi, dilansir dari The National News, Selasa (20/9/2022).
“Kami memiliki komunitas Muslim kecil di negara kami. Mereka sangat terorganisir. Saya merasa terhormat untuk memfasilitasi kehidupan mereka sebagai orang Muslim di Kuba," tambahnya.
Hubungan diplomatik Kuba dan Arab Saudi dimulai pada 1956. "Arab Saudi adalah negara Arab pertama yang menjalin hubungan diplomatik dengan Kuba," kata Gonzalez.
Komunitas kecil Muslim Kuba, sampai sekarang, terbatas untuk beribadah karena tidak memliki masjid. Sebagian besar Muslim melakukan sholat di rumah atau di tempat-tempat sholat darurat.
Gonzalez mengatakan dana Pembangunan Saudi telah mengizinkan pendirian proyek sosial dan ekonomi yang akan menguntungkan kedua negara. Dia mengatakan negaranya telah menambahkan dukungannya pada tawaran Arab Saudi untuk menjadi tuan rumah Expo Dunia 2030 Expo di Riyadh, kata situs web Kantor Perwakilan Kuba di Luar Negeri.
Arab Saudi dikenal sering menggelontorkan dana miliar dolar untuk membantu pembangunan masjid di berbagai negara. Seperti yang terjadi di Bangladesh, di mana ratusan masjid hasil bantuan Saudi dibangun. Pemerintah Bangladesh sedang kampanye pembangunan masjid untuk melawan ideologi radikal pada 2018 lalu.
Kepala Departemen Agama Islam Bangladesh, Shahmim Afzal menyampaikan ada sekitar 560 masjid yang akan dibangun dalam 30 bulan. Masing-masing masjid akan menghabiskan biaya sampai 1,8 juta dolar AS. Tahun lalu, Afzal mengatakan Arab Saudi akan menanggung sebagian besar dana proyek, meskipun pejabat senior di Kerajaan Saudi menyangkal rencana tersebut.