Rabu 21 Sep 2022 21:17 WIB

Uni Eropa Blokir 300 Ribu Ton Pupuk Gratis Rusia untuk Negara Miskin

Saat ini Rusia memiliki 300 ribu ton pupuk yang tertahan di pelabuhan-pelabuhan Eropa

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Presiden Rusia Vladimir Putin menuding Uni Eropa memblokir 300 ribu ton pupuk gratis Rusia untuk dikirim ke negara-negara miskin
Foto: Reuters/VOA
Presiden Rusia Vladimir Putin menuding Uni Eropa memblokir 300 ribu ton pupuk gratis Rusia untuk dikirim ke negara-negara miskin

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Presiden Rusia Vladimir Putin menuding Uni Eropa memblokir 300 ribu ton pupuk Rusia untuk dikirim ke negara-negara miskin. Putin telah menjanjikan untuk membagikan secara gratis pupuk tersebut.

"Sinisme tertinggi adalah bahwa bahkan tawaran kami untuk mentransfer secara gratis 300 ribu ton pupuk Rusia yang diblokir di pelabuhan-pelabuhan Eropa karena sanksi kepada negara-negara yang membutuhkannya masih belum mendapat jawaban,” kata Putin dalam sebuah pidato, Selasa (20/9/2022).

Putin memahami perhimpunan Benua Biru tak menghendaki perusahaan-perusahaan Rusia untuk memperoleh keuntungan. “Namun kami ingin menyumbangkan (pupuk tersebut) ke negara-negara yang membutuhkannya,” ujarnya.

Pekan lalu, Putin mengungkapkan, negaranya siap membagikan 300 ribu ton pupuk gratis ke negara-negara berkembang. Hal itu bakal dilakukan jika Eropa meringankan sanksi terhadap aktivitas ekspor Moskow.

Putin mengapresiasi keputusan Uni Eropa untuk meringankan beberapa sanksi logistik terhadap ekspor Rusia. Namun dia menuding organisasi perhimpunan Benua Biru itu bertindak “egois” karena hanya mencabut sanksi bagi anggotanya sendiri.

“Hanya mereka yang bisa membeli pupuk kami. Tapi bagaimana dengan negara berkembang dan negara termiskin di dunia,” kata Putin saat berbicara di KTT Shanghai Cooperation Organization (SCO) yang digelar di Samarkand, Uzbekistan, Jumat (16/9/2022), dikutip laman TRT World.

Putin mengungkapkan, saat ini Rusia memiliki 300 ribu ton pupuk yang tertahan di pelabuhan-pelabuhan Eropa. Dia mengatakan, pupuk itu siap dikirim ke negara berkembang secara gratis ketika sanksi terhadap ekspor Rusia dicabut.

Sebelumnya Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan, Barat tidak memenuhi janjinya untuk membantu negaranya melakukan ekspor makanan dan pupuk. Hal itu memicu keraguan pada Moskow untuk memenuhi komitmennya terkait perjanjian koridor pengiriman gandum yang sudah dicapai dengan Ukraina.

Lavrov mengungkapkan, Barat sama sekali tidak melonggarkan sanksi untuk memudahkan Rusia mengekspor produk pertaniannya ke luar negeri. “Rekan-rekan Barat kami tidak melakukan apa yang dijanjikan kepada kami oleh Sekretaris Jenderal PBB,” katanya dalam sebuah konferensi pers di Moskow, 6 September lalu.

Menurut dia, hal itu pun berlaku pada komoditas pupuk Rusia. “Mereka (Barat) tidak mengambil keputusan untuk menghapus sanksi logistik yang mencegah akses bebas gandum dan pupuk Rusia ke pasar dunia,” ucapnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement