REPUBLIKA.CO.ID, BALI--Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto menjajaki peluang kerja sama dengan Afrika Selatan saat bertemu dengan Minister of Trade, Industry and Competition Afrika Selatan Ebrahim Patel pada ajang G20 Trade Investment and Industry Ministerial Meeting (TIIMM). Keduanya membahas berbagai aspek kerja sama yang potensial termasuk mineral dan batu bara.
Selain itu, keduanya juga membahas upaya melepas ketergantungan pada bahan bakar fosil sesuai kesepakatan global dalam rangka pengurangan emisi gas buang guna mengurangi dampak perubahan iklim. "Teknologi seperti carboncapture, utilization andstorage (CCUS) termasuk mekanisme pendanaannya perlu didorong dan memberikan dampak signifikan bagi kedua negara," ujar Menko Airlangga lewat keterangannya di Nusa Dua, Bali, Jumat (23/9/2022).
Dalam pertemuan itu, Menko Airlangga menyampaikan bahwa transisi energi menuju rendah karbon merupakan aspek penting untuk mencapai ketahanan iklim yang mendukung lingkungan hidup dan penciptaan lapangan pekerjaan.
Afrika Selatan memiliki kerja sama Just Energy Transition Partnership dengan Prancis, Jerman, Inggris dan Amerika Serikat. Pengalaman tersebut dapat dipelajari dan best practice bagi Indonesia dalam menemukan model yang sesuai untuk menangani isu perubahan iklim di Indonesia.
Airlangga menyebut, upaya transisi energi Indonesia menuju ramah lingkungan dilakukan melalui berbagai kebijakan nasional seperti penggunaan kendaraan berbasis listrik dengan mendukung pengembangan baterai EV yang didukung oleh bahan baku seperti nikel yang dimiliki Indonesia.
Di samping itu, Indonesia melalui kerja samanya dengan ADB tengah menyiapkan langkah strategi bagi phasing down penggunaan pembangkit listrik berbasis batu bara dalam hal pendanaannya (energytransitionmechanism). Sementara itu, Ebrahim Patel menyampaikan, pertemuan keduanya juga untuk menjajaki kerja sama bidang-bidang potensial.
"Pertemuan ini dalam rangka menjajaki peluang yang dapat dikerjasamakan secara konkret antara kedua negara, khususnya di bidang-bidang yang menjadi perhatian dan potensi bersama," katanya.
Kedua negara disebut berpengalaman dalam industri tambang dan pengolahan raw materials seperti bauksit, tembaga, dan aluminium dinilai perlu dijajaki platform kerja sama yang tepat bagi peningkatan kerja sama di bidang tersebut. Selain membahas kerja sama energi dan pertambangan, juga disinggung potensi kerja sama halal dan industri otomotif beserta komponennya.
Pada pertemuan tersebut, kedua pihak sepakat untuk berbagai pengalaman dan menciptakan peluang kerja sama serta melanjutkan komunikasi secara reguler. Dilakukan juga work with local industry agar tercipta nilai investasi yang seimbang.
Nilai perdagangan Indonesia-Afrika Selatan pada tahun 2021 tercatat sebesar 2,06 miliar dolar AS lebih besar jika dibandingkan pada 2020 yang angkanya 1,2 miliar dolar AS. Pada periode Januari-Juli 2022, nilai perdagangan sebesar 2,06 miliar dolar AS atau meningkat 46,92 persen dari periode yang sama setahun sebelumnya 1,04 miliar dolar AS.