Selasa 27 Sep 2022 05:30 WIB

PP Properti Telah Lunasi Utang Jatuh Tempo Rp 2,5 Triliun di 2022

Utang jatuh tempo tersebut terdiri dari Obligasi, MTN, dan Perbankan.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
Utang/ilustrasi
Foto: johndillon.ie
Utang/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT PP Properti Tbk (PPRO) telah melunasi pembayaran atas utang jatuh tempo di tahun 2022 dengan nilai sekitar Rp 2,5 triliun. Utang jatuh tempo tersebut terdiri dari Obligasi, MTN, dan Perbankan.

Instrumen utang dalam bentuk Obligasi dan MTN yang telah dilunasi antara lain Obligasi Berkelanjutan II PP Properti Tahap II Tahun 2021 senilai Rp 300 miliar yang jatuh tempo pada 15 Februari 2022 serta Obligasi Berkelanjutan I PP Properti Tahap II Tahun 2019 senilai Rp 800 miliar yang jatuh tempo pada 22 Februari 2022 lalu. 

Baca Juga

Anak usaha dari PT PP (Persero) Tbk (PTPP) ini juga telah melunasi Obligasi Berkelanjutan I PP Properti Tahap III Tahun 2019 senilai Rp 534,5 miliar yang jatuh tempo pada 19 Juli 2022, Obligasi Berkelanjutan II PP Properti Tahap III Tahun 2021 senilai Rp 177 miliar yang jatuh tempo pada 12 September 2022 kemarin. Selain itu, surat utang jangka menengah (MTN) juga telah dibayar oleh PPRO sebesar Rp 120 miliar yang jatuh tempo pada 30 Juli 2022.

“PPRO tetap berkomitmen dalam menyelesaikan kewajiban jatuh tempo senilai Rp 2,5 triliun untuk tetap menjaga kepercayaan dari Investor, dan kami yakin dapat mencapai target performance Perusahaan seiring dengan membaiknya industri properti di tahun 2022 dan 2023”, ujar Direktur Keuangan PPRO Deni Budiman dalam keterangannya, Senin (26/9/2022). 

Hal tersebut ditandai dengan terbitnya hasil Annual Review pada bulan Agustus 2022 oleh PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) yang menegaskan peringkat idBBB- untuk PT PP Properti Tbk (PPRO) serta obligasi yang beredar memiliki outlook stabil. Dalam hal pengembangan produk, PPRO selektif dengan menyesuaikan minat masyarakat dan serapan pasar. 

Oleh karena itu, PPRO akan segera menyelesaikan project carry over yang marketing sales nya sudah mencapai 70 persen. PPRO pun akan menyesuaikan dan memenuhi kebutuhan konsumen, salah satunya dengan menyediakan apartemen yang sudah dilengkapi oleh peralatan rumah atau full furnished. 

Namun demikian, PPRO tidak terlalu agresif dan tetap menjaga prinsip kehati-hatian dalam melakukan pengembangannya, dengan selektif terhadap obyek yang memiliki market potensial besar. Industri properti saat ini sangat terpengaruh oleh kondisi global, seperti covid-19, kenaikan suku bunga, serta insentif yang diberikan oleh Pemerintah. 

Di sisi lain, PPRO juga terus melakukan review dan remodelling terhadap obyek yang belum terserap market dengan baik. Atas obyek tersebut, PPRO menunggu momentum yang tepat saat kebangkitan industri properti pada titik tersebut sudah terlihat bangkit. 

Fokus pengembangan PPRO ke depan adalah pengembangan landed house, student apartment, pengembangan kawasan Transyogi Cibubur, dan juga pengembangan ke depan mengutamakan kerja sama. “Saat ini, aktivitas pembelajaraan di kampus sudah mulai offline dan terjadi peningkatan permintaan di area tersebut, dan kami akan memenuhi kebutuhan permintaan tersebut yang disesuaikan dengan kebutuhan serapan market, dimana market membutuhkan apartemen yang sudah full furnished," ujar Deni.

Lebih lanjut, sampai dengan September 2022, diperkirakan PPRO dapat membukukan prapenjualan atau marketing sales sekitar Rp 700 miliar. Jumlah tersebut telah mencapai 58 persen dari target marketing sales Perusahaan sepanjang tahun 2022 yaitu sebesar Rp 1,2 triliun.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement