Senin 26 Sep 2022 22:35 WIB

Dokter Paru: Rokok dan Vape Sama-Sama Berbahaya

Keliru jika Anda mengira vape lebih aman daripada rokok konvensional.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Reiny Dwinanda
Aneka varian cairan rokok elektrik (vape). Karsinogen dalam vape terdapat dalam cairannya, sementara di rokok ada di tar.
Foto: Republika/ Wihdan
Aneka varian cairan rokok elektrik (vape). Karsinogen dalam vape terdapat dalam cairannya, sementara di rokok ada di tar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Hingga kini masih banyak yang beranggapan menyesap rokok elektrik atau vape lebih sehat dan aman dibanding rokok konvensional. Padahal, keduanya terbukti sama-sama berbahaya dan bisa merugikan kesehatan secara keseluruhan.

Ketua Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Dr Agus Dwi Susanto menjelaskan setidaknya ada tiga persamaan antara vape dan rokok konvensional. Pertama, baik rokok maupun vape, sama-sama mengandung nikotin yang bisa menimbulkan efek kecanduan.

Baca Juga

Berbagai studi telah membuktikan bahwa nikotin itu bisa memicu penyakit kronis seperti penyakit jantung. Nikotin jika masuk ke dalam peredaran darah, bisa merangsang otak untuk melepas hormon adrenalin yang menurunkan kadar lemak baik.

"Ini pada akhirnya bisa meningkatkan risiko penyumbatan di pembuluh darah jantung," kata dr Agus dalam konferensi pers PDPI, Sabtu (24/9/2022).

Persamaan kedua, menurut Agus, vape dan rokok sama-sama mengandung bahan karsinogen. Bedanya, sumber karsinogen pada rokok berasal dari tar (tembakau yang dibakar), sementara karsinogen dalam vape terdapat dalam liquid vape alias cairan vape.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement