Presiden sayap kiri Kolombia, Gustavo Petro, mengatakan, pergerakan truk adalah "simbol persatuan". Menurutnya, pergerakan ini menunjukkan bahwa perbatasan seharusnya tidak pernah ditutup. Petro terpilih sebagai presiden pada Agustus dan mengambil langkah cepat untuk memulihkan hubungan diplomatik dengan Venezuela.
“Globalisasi di atas segalanya, adalah perdagangan dan persatuan antara negara tetangga. Siapa pun yang mengukur arus perdagangan internasional, arus budaya, arus populasi, akan selalu menemukan bahwa jumlah terbesar adalah antara negara tetangga dan begitulah sebelum kegilaan sektarian mengambil alih hati dan otak. Jadi, itu antara Kolombia dan Venezuela," ujar Petro.
Menteri Transportasi Venezuela, Ramon Velasquez berulang kali menjabat tangan Petro saat mereka berdiri dengan sekelompok pejabat, termasuk duta besar kedua negara, di titik tengah jembatan. Sementara Maduro tidak menghadiri upacara pembukaan jembatan perbatasan. Maduro telah membatasi penampilan publiknya sejak 2018, ketika dua drone meledakkan bahan peledak di dekatnya selama parade militer di Ibu Kota Caracas, Venezuela.
Kolombia dan Venezuela berbagi perbatasan sekitar 1.370 mil (2.200 kilometer). Bandit, pengedar narkoba, kelompok paramiliter, dan gerilyawan memanfaatkan lanskap terpencil untuk beroperasi. Namun keberadaan mereka tidak menghalangi perdagangan legal sebelum Maduro memerintahkan penutupan penyeberangan perbatasan resmi.
Semua kecuali dua jembatan berada dalam bentangan 45 mil (75 kilometer), yang sebelum penutupan menangani 60 persen aktivitas komersial antara tetangga.
Presiden Dewan Direktur Kamar Dagang Cucuta, Javier Pabon, mengatakan, pembukaan kembali jembatan untuk lalu lintas komersial dapat mencegah penyelundupan. Karena pemilik bisnis lebih suka mengekspor produk mereka secara legal dengan semua jaminan.
“Ini akan mengurangi intermediasi ilegal yang terjadi terhadap Venezuela,” kata Pabon.
Selain mengendalikan penyelundupan, salah satu tantangan utama yang dihadapi pemerintah adalah menjamin keamanan di sepanjang perbatasan. Sejumlah kelompok bersenjata ilegal, seperti Tentara Pembebasan Nasional, Clan del Golfo dan anggota kelompok Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia.