Rabu 28 Sep 2022 18:17 WIB

Penyebab Kebakaran Hutan Gunung Ciremai Diduga Faktor Manusia

Api pertama kali muncul di Jalan Maling, Blok Cileutik, kawasan Gunung Ciremai

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Nur Aini
Petugas berusaha memadamkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Desa Cibuntu, Kecamatan Pesawahan, Kuningan, Jawa Barat, Senin (26/9/2022). Puluhan personel gabungan dari Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNGC), Masyarakat Peduli Api (MPA) dan personel TNI/Polri diterjunkan ke lokasi kebakaran untuk memadamkan api yang telah menghanguskan puluhan hektar kawasan hutan di lereng Gunung Ciremai.
Foto: ANTARA/Dedhez Anggara
Petugas berusaha memadamkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Desa Cibuntu, Kecamatan Pesawahan, Kuningan, Jawa Barat, Senin (26/9/2022). Puluhan personel gabungan dari Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNGC), Masyarakat Peduli Api (MPA) dan personel TNI/Polri diterjunkan ke lokasi kebakaran untuk memadamkan api yang telah menghanguskan puluhan hektar kawasan hutan di lereng Gunung Ciremai.

REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN – Kebakaran yang melanda hutan di kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) diduga akibat faktor manusia. Upaya mopping up dan patroli pengawasan, serta penjagaan pada titik-titik rawan juga terus dilakukan.

 

Baca Juga

‘’Dugaan penyebab terjadinya kebakaran hutan dan lahan ini adalah faktor manusia. Apakah memang disengaja atau tidak, ini yang masih dalam penyelidikan bersama dengan pihak penegak hukum,’’ ujar Kepala Balai TNGC, Teguh Setiawan, Rabu (28/9/2022).

 

Api pertama kali muncul di Jalan Maling, Blok Cileutik, Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Kuningan, Ahad (25/9). Api kemudian mulai menyebar ke berbagai titik lainnya karena angin yang cukup kencang, panas terik matahari, dan kondisi semak belukar kering yang cukup tinggi.

Titik api menyebar ke Blok Erpah, Situmpuk, hingga Manguntapa. Api kemudian padam pada Selasa (27/9) pukul 01.08 WIB.

 

Tim kembali melakukan mopping up pada Selasa (27/9) pukul 08.00 WIB pada lokasi yang sama untuk memastikan bahwa api sudah benar-benar padam. Namun, kepulan asap kembali terpantau dari Blok Pejaten pada pukul 07.30 WIB di Blok Gunung Rangkong. Tim bergegas melakukan penghadangan dari Blok Batu Luhur dan Pejaten.

Hingga pukul 19.00 WIB, tim masih melakukan pemadaman di blok Pejaten, tepatnya Grid 21 (tower sutet 138). Pemadaman di Blok Pejaten dan Batu Luhur berhasil dipadamkan pukul 20.17 WIB.

 

‘’Untuk pengukuran luasan lahan yang terbakar, akan dilakukan setelah pemadaman selesai dilakukan dan clear tidak ada bara api lagi yang menyala,’’ kata Teguh.

 

Tak hanya pihak TNGC, bantuan tim pemadaman juga berdatangan dari pengelola wisata alam Jalur Pendakian Palutungan, Tenjo Laut, Buper Ipukan, Lamping Kidang, Lembah Cilengkrang dan Lambosir, PDAM Kota Cirebon, Sabhara Polres Kuningan, Damkar Kabupaten Kuningan, BPBD, KRK Kuningan, CDK wilayah IX, camat Pasawahan dan kepala desa setempat.

‘’Terima kasih kepada seluruh pihak yang secara sukarela membantu kami memadamkan api. Dengan adanya kerja sama seluruh pihak, terutama masyarakat sekitar kawasan TN Gunung Ciremai, kebakaran akan lebih mudah untuk dipadamkan,’’ kata Teguh.

Teguh menyatakan, pihaknya akan terus melakukan mopping up, patroli pengawasan, dan penjagaan pada titik-titik rawan. Bagi masyarakat yang melihat adanya dugaan kepulan asap dari kawasan TN Gunung Ciremai ataupun oknum-oknum yang mencurigakan, dapat segera menghubungi call center Balai TN Gunung Ciremai 08112187411. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement