REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara berupaya mendorong pertumbuhan ekonomi nasional melalui kredit ke sektor-sektor yang produktif, termasuk ke sektor UMKM. Hal ini seiring dengan pulihnya kegiatan dunia usaha dan konsumsi masyarakat.
Direktur Utama Bank Sumut Rahmat Fadillah Pohan mengatakan sebagai bank milik Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, perusahaan mendukung kebangkitan ekonomi nasional. "Ini merupakan komitmen dari Bank Sumut untuk mendukung pertumbuhan perekonomian nasional agar membaik dan pulih lebih cepat dari dampak pandemi. Kami akan membiayai sektor-sektor yang bisa menjadi mesin pertumbuhan ekonomi sehingga bisa mengakselerasi perekonomian nasional, khususnya wilayah Sumatera Utara," ujarnya dalam keterangan tulis, Jumat (30/9/2022).
Menurutnya komitmen dukungan Bank Sumut, salah satunya dengan memperbesar alokasi kredit sektor-sektor produktif yang tumbuh cukup signifikan. Seperti halnya ke sektor manufaktur atau industri pengolahan, pada semester I 2022, penyaluran kredit perusahaan ke sektor tersebut naik 446 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Sektor lain yang juga mengalami kenaikan yakni penyaluran kredit sektor konstruksi. Pertumbuhan kredit perseroan yang dialokasikan ke sektor tersebut pada Juni 2022 naik 15 persen (yoy).
"Tingginya pertumbuhan penyaluran kredit dua sektor produktif tersebut sekaligus memunculkan optimisme perusahaan terhadap perekonomian nasional yang kembali bangkit pasca-pandemi Covid-19. Kami akan mendukung agar sektor-sektor perekonomian yang bangkit bisa lebih terakselerasi," ucapnya.
Tak hanya kepada pelaku usaha skala besar, Bank Sumut juga turut mendukung pelaku UMKM bisa kembali bangkit melalui pemberian fasilitas kredit usaha rakyat (KUR), jenis kredit yang sangat dibutuhkan oleh pelaku usaha kecil dan mikro agar tetap mampu bertahan menghadapi dampak pandemi.
Per 30 Juni 2022, penyaluran KUR sebesar Rp 3,8 triliun atau naik 29 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama 2021 sebesar Rp 2,9 triliun. Adapun komposisi pinjaman KUR terdiri dari Rp 877 miliar digunakan tujuan modal kerja, dan selebihnya sebesar Rp 621 miliar khusus tujuan investasi.
Dari sisi nasabah penerima, fasilitas tersebut telah disalurkan kepada 31.644 nasabah KUR atau naik 29 persen (yoy)."Ke depan, kami akan fokus untuk memberikan fasilitas KUR dalam rangka memberdayakan UMKM. Sebagaimana diketahui, pelaku usaha tersebut selama ini telah menjadi tulang punggung perekonomian nasional," kata Rahmat.
Di tengah ketidakpastian kondisi perekonomian akibat pandemi Covid-19, Bank Sumut tetap membukukan kinerja yang solid. Perusahaan berhasil menorehkan performa yang baik dan terjaga. Pada semester I 2022, perusahaan mencatatkan laba bersih sebesar Rp 345 miliar atau tumbuh 12,4 persen (yoy).
Adapun penyaluran kredit hingga paruh pertama 2022 sebesar Rp 26,36 triliun. Jumlah tersebut naik 8,5 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya. Dari penyaluran kredit tersebut, perusahaan berhasil menjaga rasio kredit bermasalah (net) level 1,61 persen atau membaik dari periode Juni 2021 sebesar 2,12 persen.
Dana pihak ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun sebesar Rp 34,43 triliun atau naik 7,1 persen (yoy). Komposisi dana pihak ketiga terdiri dari deposito sebesar Rp 13 triliun, tabungan sebesar Rp 11,03 triliun, dan giro sebesar Rp 10,4 triliun.
"Kami akan senantiasa menjaga kinerja yang telah dicapai oleh Bank Sumut agar selalu bisa memberikan value kepada para stakeholders kami," ucapnya.