Ahad 02 Oct 2022 17:13 WIB

NFA-FOI Serukan Kolaborasi Lintas Sektoral untuk Penanganan Pemborosan Pangan

Ini juga guna memperingati International Day of Awareness of Food Loss and Food Wast.

Red: Endro Yuwanto
Kegiatan Gerakan Kewaspadaan Pangan dan Gizi dalam rangka The International Day of Awareness of Food Loss and Waste atau Hari Kesadaran Internasional tentang food loss and food waste di Jakarta, Kamis (29/9/2022).
Foto: Dok.FOI
Kegiatan Gerakan Kewaspadaan Pangan dan Gizi dalam rangka The International Day of Awareness of Food Loss and Waste atau Hari Kesadaran Internasional tentang food loss and food waste di Jakarta, Kamis (29/9/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA) berkolaborasi dengan Foodbank of Indonesia (FOI) memperingati International Day of Awareness of Food Loss and Food Waste bersama para pemangku kepentingan lintas sektoral, yaitu pemerintahan, akademisi, lembaga masyarakat, dan dunia usaha. Peringatan kali ini mengambil tema Gerakan Kewaspadaan Pangan dan Gizi melalui Penyadaran akan Potensi Pemborosan Pangan secara hybrid, diikuti oleh peserta lintas sektor.

"NFA menyerukan kolaborasi lintas sektoral untuk penanganan food waste di Indonesia. Pasalnya, keberhasilan penanganan food waste menjadi salah satu faktor kunci dalam mengantisipasi potensi krisis pangan dan pengentasan daerah rentan dan rawan pangan di Indonesia," ujar Kepala NFA Arief Prasetyo Adi saat membuka Gerakan Kewaspadaan Pangan dan Gizi dalam rangka The International Day of Awareness of Food Loss and Waste atau Hari Kesadaran Internasional tentang food loss and food waste di Jakarta, Kamis (29/9/2022).

Dalam acara yang digelar bekerja sama dengan Foodbank of Indonesia (FOI) tersebut, Arief mengatakan, NFA mendukung pengurangan food waste sesuai target RPJMN 2020-2024 melalui Peningkatan Tata Kelola Sistem Pangan Nasional. Namun demikian, keberhasilan penanganan food waste memerlukan komitmen bersama dan kolaborasi lintas sektor.

“Dalam upaya mengurangi food waste, Badan Pangan Nasional tidak bisa sendiri, diperlukan sinergi dan kolaborasi dengan seluruh stakeholders pangan dari hulu ke hilir bersama sektor pentahelix government, academics, business, community, dan media,” jelas Arief.