Selasa 04 Oct 2022 15:25 WIB

Enam Langkah menjadi Pribadi yang Istiqomah di Jalan Allah

Allah akan meridhoi pribadi yang istiqomah.

Rep: Mabruroh/ Red: Muhammad Hafil
 Enam Langkah menjadi Pribadi yang Istiqomah di Jalan Allah. Foto: Ilustrasi ibadah di rumah.
Foto: Edwin Dwi Putranto/Republika
Enam Langkah menjadi Pribadi yang Istiqomah di Jalan Allah. Foto: Ilustrasi ibadah di rumah.

REPUBLIKA.CO.ID,WASHINGTON — Imam An-Nawawi dalam sebuah hadits mengatakan, bahwa Nabi Muhammad SAW ditanyai oleh sahabat Abu Amr Sufiyane bin Abdullah Thaqafi yang berkata:

"Wahai Rasulullah, beri tahu saya sesuatu dalam Islam bahwa jika saya mengatakannya dan mengikutinya, saya tidak perlu meminta siapa pun selain Anda.” 

Baca Juga

Nabi Muhammad SAW menjawab : “Katakanlah, ‘Aku beriman kepada Allah dan kemudian tetap lurus di jalan-Nya.”

Nabi Muhammad (saw) mampu memberikan jawaban yang tegas, lugas, dan sarat dengan makna. Ini memang salah satu dari keajaiban yang dimiliki Nabi Muhammad SAW dalam berbicara.

Dilansir dari About Islam, Kamis (29/9), berikut ini, enam langkah yang dapat dilakukan untuk terus berada di jalan Allah yang diridhoi.

Keyakinan

Sebagai orang muslim, kita diperintahkan untuk selaras atas tindakan dan keyakinan kita. Sepertihalnya kita diwajibkan meyakin enam rukun iman.

Pada rukun iman pertama, “Saya percaya kepada Allah”, aspek ini melibatkan diri kita yang percaya kepada Allah yang berarti bahwa ada seperangkat keyakinan tertentu yang kita pegang dalam kaitannya dengan Allah.

Itulah mengapa Aqidah sangat penting karena di sana kita mengetahui hal-hal yang dapat kita katakan tentang Allah dan hal-hal yang tidak dapat kita katakan tentang Allah.

Memenuhi Kewajiban terhadap Allah

Aspek istiqomah melibatkan seseorang dalam hal kejujuran, seseorang yang dengan setia memenuhi kewajibannya terhadap Allah. Selain ibadah-ibadah yang wajib dan sunnah, ini menyangkut kejujuran akhlak, berbuat baik kepada orang-orang yang ada di sekitar kita, keluarga kita, tetangga, sahabat, masyarakat, semangat gotong royong.

Jika melihat hubungan antara kata “ istiqamah ” dan “ Sirah mustaqeen ” (Jalan yang Lurus), kita dapat memahami bahwa inilah jalan yang menjadikan hidup kita apa adanya. Istiqamah adalah setia memenuhi tugas kita di jalan itu

Mengikuti Sunnah

Istiqamah melibatkan kita untuk menganut paradigma hijrah kepada Allah dan Rosul-Nya. Ini tentang tetap berada dalam paradigma mengikuti sunnah Nabi Muhammad (saw) karena hanya melalui teladannya kita bisa memahami makna Al-Qur'an.

Kita benar-benar bisa mendapatkan wawasan yang mendalam jika kita melihat para sahabat dan cara mereka bertanya kepada Nabi Muhammad (saw).

Konsistensi

Jalan kebenaran bisa dimulai dari langkah kecil asalkan langkah itu konsisten seperti yang disabdakan oleh Nabi Muhammad (saw): “Amal yang paling dicintai Allah adalah yang konsisten meskipun sedikit.”

Jalan lurus

Ramadhan adalah bulan di mana kita dapat melihat jalan lurus itu dengan lebih jelas dan di mana kita dapat menghabiskannya sepanjang bulan untuk melakukan perjalanan sepanjang itu dan kita bahkan merasa senang dengannya, kita merasa terhubung secara vertikal, kita merasa lebih sabar, kita merasa lebih dermawan, kita merasa bahwa godaan dunia tampaknya kurang penting saat ini. 

Itu karena kita secara sadar memilih untuk mengarahkan diri kita ke jalan ini.

Komoditas

Jalan ini bukanlah sesuatu yang harus kita perlakukan seperti komoditas, itu bukan produk yang dikeluarkan dan beli. Ini adalah cara, sebuah perjalanan yang panjang, mungkin ada hambatan di sepanjang jalan, tetapi ini adalah ide dan konsep yang dipegang untuk memungkinkan seseorang memahami kesulitan yang pasti akan datang.

Nabi Muhammad biasa berlindung dari ujian keimanan. Para sahabat pernah berkata kepada Nabi Muhammad (saw) untuk meminta Allah untuk membuat siksaan dan penganiayaan lebih ringan. Nabi Muhammad menjawab bahwa “kamu adalah orang-orang yang tergesa-gesa”.

Jadi, tetap berada di jalan yang lurus yang mungkin ada saatnya menghadapi kesulitan. Tetapi dari titik itu mereka dapat mengatasi permasalahannya dan belajar mencegah permasalahan yang mungkin akan datang.

 

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement