Selasa 04 Oct 2022 15:15 WIB

Rusia Pantau Proses Bergabungnya Ukraina ke NATO

Presiden Ukraina secara resmi mengajukan permintaan untuk gabung dengan NATO.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
Para pemimpin pada hari pertama KTT NATO di IFEMA Convention Center, di Madrid, Spanyol, 29 Juni 2022. Pemerintah Rusia memantau dengan cermat langkah Ukraina yang sudah mengajukan permintaan resmi untuk bergabung dengan Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
Foto: EPA-EFE/Rodrigo Jimenez
Para pemimpin pada hari pertama KTT NATO di IFEMA Convention Center, di Madrid, Spanyol, 29 Juni 2022. Pemerintah Rusia memantau dengan cermat langkah Ukraina yang sudah mengajukan permintaan resmi untuk bergabung dengan Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Pemerintah Rusia memantau dengan cermat langkah Ukraina yang sudah mengajukan permintaan resmi untuk bergabung dengan Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Moskow menyebut, hal itu menjadi salah satu alasan mengapa mereka melancarkan operasi militer ke Ukraina.

"Kami memantau keputusan ini dengan sangat cermat. Dan kami ingat bahwa orientasi NATO Ukraina dan konfirmasi keanggotaan Ukraina di masa depan di NATO yang merupakan salah satu alasan operasi militer khusus," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, Senin (3/10/2022), dilaporkan laman kantor berita Rusia, TASS.

Baca Juga

Peskov juga menyoroti fakta bahwa negara-negara NATO menunjukkan reaksi berbeda terhadap pernyataan Kiev. "Ada negara di sana yang mendukung opsi aksesi yang dipercepat ini, ada negara yang tidak. Bagaimanapun, semua orang mengacu pada aturan konsensus," ucapnya.

Pada Jumat (30/9) pekan lalu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah secara resmi mengajukan permintaan untuk menjadi anggota NATO. Dia menghendaki agar proses aksesi bisa dipercepat. Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg belum secara resmi memberikan komentar apakah keinginan Kiev untuk bergabung dengan proses dipercepat bisa diakomodasi.

Pengajuan permintaan untuk menjadi anggota NATO dilakukan Kiev setelah Presiden Rusia Vladimir Putin meresmikan bergabungnya empat wilayah Ukraina ke negaranya. Putin berterima kasih kepada rakyat Luhansk, Donetsk, Kherson, dan Zaporizhzhia yang telah memilih keputusan tersebut dalam referendum yang digelar pada 23-27 September lalu.

"Dalam beberapa hari terakhir, orang-orang di Donetsk, Luhansk, Kherson dan Zaporizhzhia menganjurkan pemulihan persatuan bersejarah kita. Saya berterima kasih," kata Putin dalam upacara pengesahan bergabungnya empat wilayah tersebut ke Rusia di Grand Kremlin Palace's St. George's Hall pada 30 September lalu.

Pada 23 hingga 27 September lalu, Luhansk, Donetsk, Kherson, dan Zaporizhzhia menggelar referendum untuk bergabung dengan Rusia. Moskow mengklaim, sekitar 98 persen pemilih dalam referendum setuju untuk bergabung.

Ukraina dan sekutu Barat-nya menolak hasil referendum tersebut. Mereka menilai referendum itu telah diatur sedemikian rupa hasilnya oleh Moskow. Kendati ditolak dan ditentang, Rusia tetap melanjutkan rencananya untuk “merebut” keempat wilayah itu. Luhansk, Donetsk, Kherson, dan Zaporizhzhia mewakili 15 persen dari luas wilayah Ukraina. Jika digabung, luasnya setara dengan luas Portugal.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement