REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Korea Utara (Korut) mendukung langkah Rusia menganeksasi empat wilayah Ukraina, yakni Luhansk, Donetsk, Kherson, dan Zaporizhzhia. Menurut Pyongyang, referendum yang digelar di keempat wilayah tersebut sudah sesuai Piagam PBB.
"Kami menghormati keinginan penduduk yang bercita-cita untuk integrasi ke Rusia dan mendukung sikap pemerintah Rusia untuk membuat wilayah tersebut di atas komposisi Rusia," kata Menteri Luar Negeri Korut Jo Chol Su, Selasa (4/10/2022), dilaporkan kantor berita Korut, Korean Central News Agency (KCNA).
Berbeda dengan pandangan kebanyakan negara, Korut menilai, referendum yang digelar di Luhansk, Donetsk, Kherson, dan Zaporizhzhia untuk bergabung dengan Rusia sesuai Piagam PBB. “Referendum diadakan sesuai dengan Piagam PBB yang menetapkan prinsip-prinsip kesetaraan rakyat dan hak mereka untuk menentukan nasib sendiri serta menurut metode dan prosedur yang sah sehingga kehendak penduduk dua republik dan dua wilayah dapat sepenuhnya tercermin," ucap Jo Chol Su.
Jo menggunakan kata “dua republik” karena sesaat sebelum meluncurkan operasi militer ke Ukraina pada Februari lalu, Rusia sudah mengakui kemerdekaan Luhansk dan Donetsk. Korut dan Suriah kemudian turut mengakui kemerdekaan dua wilayah tersebut. Sejak Rusia mencaplok Krimea pada 2014, Luhansk dan Donetsk telah dikuasai kelompok milisi pro-Rusia.
Sebanyak empat wilayah Ukraina telah menandatangani perjanjian untuk bergabung dengan Rusia pada 30 September lalu. Presiden Rusia Vladimir Putin berterima kasih kepada rakyat Luhansk, Donetsk, Kherson, dan Zaporizhzhia yang telah memilih keputusan tersebut dalam referendum yang digelar pada 23-27 September lalu.
"Dalam beberapa hari terakhir, orang-orang di Donetsk, Luhansk, Kherson dan Zaporizhzhia menganjurkan pemulihan persatuan bersejarah kita. Saya berterima kasih," kata Putin dalam upacara pengesahan bergabungnya empat wilayah tersebut ke Rusia di Grand Kremlin Palace's St. George's Hall pada 30 September lalu, dilaporkan laman kantor berita Rusia, TASS.
Pada 23 hingga 27 September lalu, Luhansk, Donetsk, Kherson, dan Zaporizhzhia menggelar referendum untuk bergabung dengan Rusia. Moskow mengklaim, sekitar 98 persen pemilih dalam referendum setuju untuk bergabung.
Ukraina dan sekutu Baratnya menolak hasil referendum tersebut. Mereka menilai referendum itu telah diatur sedemikian rupa hasilnya oleh Moskow. Kendati ditolak dan ditentang, Rusia tetap melanjutkan rencananya untuk “merebut” keempat wilayah itu. Luhansk, Donetsk, Kherson, dan Zaporizhzhia mewakili 15 persen dari luas wilayah Ukraina. Jika digabung, luasnya setara dengan luas Portugal.