REPUBLIKA.CO.ID, WARSAWA – Polandia tengah berusaha untuk bergabung dengan program berbagi nuklir Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Saat ini Warsawa sedang menjalin pembicaraan dengan para pemimpin Amerika Serikat (AS) tentang kemungkinan tersebut.
"Selalu ada kesempatan untuk berpartisipasi dalam berbagi nuklir. Kami telah berbicara dengan para pemimpin AS tentang apakah AS sedang mempertimbangkan kemungkinan seperti itu. Topiknya terbuka," kata Presiden Polandia Andrzej Duda dalam sebuah wawancara dengan harian Gazeta Polska, Selasa (4/10/2022).
Terdapat tiga negara kekuatan nuklir di internal NATO, yakni AS, Prancis, dan Inggris. Dari ketiganya, hanya AS yang melakukan pembagian nuklir. Belgia, Jerman, dan Italia termasuk di antara sekutu yang memiliki senjata nuklir AS di wilayah mereka.
Andrzej Duda menyinggung tentang kemungkinan Rusia memulai perang nuklir. “Masalahnya di atas segalanya, kami tidak memiliki senjata nuklir,” ujar Duda.
Dia menekankan, Polandia akan terus mendukung Ukraina dalam melawan Rusia. "Polandia akan mendukung Ukraina. Ukraina harus mempertahankan diri dan selamat dari perang ini. Kita harus membawa situasi di mana Rusia harus menarik pasukannya. Ukraina harus kembali ke perbatasannya yang diakui secara internasional, sebelum agresi Rusia pada 2014," ucapnya.
Akhir pekan lalu, Polandia dan delapan negara anggota NATO mengkritik langkah Rusia menganeksasi empat wilayah Ukraina. Mereka menegaskan tidak akan pernah mengakui pencaplokan tersebut.
Sembilan negara anggota NATO yang merilis pernyataan bersama terkait hal tersebut adalah Republik Ceko, Estonia, Latvia, Lithuania, Montenegro, Makedonia Utara, Polandia, Rumania, dan Slovakia. “Kami menegaskan kembali dukungan kami untuk kedaulatan dan integritas teritorial Ukraina. Kami tidak mengakui dan tidak akan pernah mengakui upaya Rusia untuk mencaplok wilayah Ukraina mana pun,” kata mereka dalam pernyataannya yang dirilis di situs resmi kantor kepresidenan Polandia, Ahad (2/10/2022).
Presiden dari kesembilan negara tersebut menyatakan, mereka tidak bisa tinggal diam dalam menghadapi pelanggaran mencolok Rusia terhadap hukum internasional. “Kami mendukung Ukraina dalam pertahanannya melawan invasi Rusia, menuntut Rusia untuk segera menarik diri dari semua wilayah pendudukan dan mendorong semua sekutu (NATO) untuk secara substansial meningkatkan bantuan militer mereka ke Ukraina. Semua orang yang melakukan kejahatan agresi harus dimintai pertanggungjawaban dan dibawa ke pengadilan,” kata mereka.
Dalam pernyataannya, mereka pun mendukung keinginan Ukraina untuk bergabung dengan NATO. Kiev diketahui telah secara resmi mengajukan permintaan resmi untuk menjadi anggota NATO pada Jumat (30/9/2022) pekan lalu. Anggota NATO biasanya ragu-ragu menerima keanggotaan baru dari negara yang tengah berkonflik. Sebab jika negara terkait resmi bergabung, NATO berkewajiban membelanya. Pasal 5 NATO mengatakan, serangan terhadap satu anggota sama saja menyerang semua anggota.