REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada masalah yang hendak diobrolkan dengan pasangan? Sebaiknya, tunda dahulu kalau masih emosi.
"Tips saya, jangan pernah berkomunikasi dengan pasangan saat emosi kita sedang tidak baik, saat kita dalam keadaan sangat frustrasi dan terluka, karena hasilnya tidak akan baik," ujar dokter spesialis kedokteran jiwa (psikiater) Rossalina Lili dalam acara bincang-bincang mengenai kesehatan mental yang digelar daring diikuti di Jakarta, Kamis (6/10/2022).
Lili yang bergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) itu menjelaskan, di dalam otak manusia terdapat bagian yang bernama amigdala. Fungsinya mendeteksi bahaya.
Saat bertemu binatang buas, misalnya, amigdala akan aktif dan membuat seseorang mencari segala cara untuk menyelamatkan diri dari bahaya. Amigdala yang ada di otak manusia ternyata tidak hanya aktif saat seseorang bertemu binatang buas, tetapi juga saat berkonflik dengan siapapun, termasuk pasangan.
"Misalnya, pasangan kita sudah mulai bicara 'kamu ini gimana sih, enggak perhatian sama aku' dan lain sebagainya, bisa saja amigdala kita aktif. Akibatnya, reaksinya adalah fight or flight (berantem atau kabur)," kata Lili.
Andaikan reaksinya flight, pasangan akan meminta maaf. Sebaliknya, jika stimulus itu memancing fight, reaksinya akan buruk.
"Dia akan balas menyerang, misalnya, dengan bilang 'kamu pikir kamu doang yang merasa enggak diperhatikan, kamu enggak tahu pekerjaan aku gimana' dan lain-lain. Kata-kata ini akan membuat amigdala istrinya juga aktif, lalu menyerang balik lagi. Enggak akan berhenti saling menyerang," katanya.