REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN – Pemerintah Jerman memulangkan 12 warganya yang terjebak di kamp-kamp ekstremis di Suriah. Mereka terdiri dari tujuh anak-anak, empat wanita, dan seorang remaja laki-laki yang dibawa ke Suriah saat masih berusia 11 tahun.
Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock mengungkapkan, ke-12 warganya kembali ke negaranya pada Rabu (5/10/2022) malam. Sebelumnya mereka tinggal di kamp Roj di timur laut Suriah.
“Saya lega bahwa tindakan ini memungkinkan kami untuk menutup hampir semua kasus yang diketahui,” ucapnya merujuk pada jumlah warga Jerman yang diketahui berada di Suriah, dilaporkan laman Al Arabiya.
Baerbock pun senang dapat membawa kembali anak-anak yang terjebak di kamp ekstremis di Suriah. “Sebab anak-anak tidak bertanggung jawab atas pilihan orang tua mereka yang fatal,” ujarnya.
Sementara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Jerman telah menyatakan bahwa empat wanita dan satu remaja yang berhasil direpatriasi tetap harus mempertanggungjawabkan tindakannya. Mereka akan ditangkap dan ditahan setibanya di Jerman.
Kemenlu Jerman mengatakan, dari enam operasi repatriasi yang telah dilaksanakan sejauh ini, pemerintah berhasil memulangkan 76 anak di bawah umur dan 26 wanita dari timur laut Suriah. Pemulangan kerabat dari ekstremis-ekstremis yang ditangkap atau dibunuh di Suriah dan Irak telah menjadi masalah pelik bagi negara-negara Eropa. Masalah itu muncul pasca jatuhnya kelompok ISIS pada 2019.
Perdebatan tentang menyambut kembali warga dari kamp-kamp penjara ekstremis sangat memanas di Prancis. Pemerintah sebelumnya memilih pemulangan berdasarkan kasus per kasus, sebuah kebijakan yang dikecam oleh kerabat para tahanan. Namun awal tahun ini Prancis melakukan repatriasi besar pertamanya.
Pada Rabu lalu, Menteri Kehakiman Prancis Eric Dupond-Moretti mengatakan, total 77 anak di bawah umur telah dipulangkan dalam tujuh operasi dari kamp Rojava di timur laut Suriah. Enam lainnya telah kembali ke Prancis dari Irak, tambahnya. Sekitar 100 wanita dan hampir 250 anak-anak termasuk di antara warga Prancis yang masih berada di kamp-kamp Suriah.