Jumat 07 Oct 2022 05:55 WIB

Ini Kandungan Obat Batuk Produksi India yang Tewaskan 66 Anak Gambia

Obat batuk dan pilek produksi India diduga berkaitan dengan cedera ginjal akut.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus
Foto: AP/Balazs Mohai/MTI
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan, obat batuk dan pilek sirup yang dibuat oleh Maiden Pharmaceuticals Ltd yang berbasis di India diduga berkaitan dengan cedera ginjal akut. Sejauh ini terdapat 66 kematian anak-anak di Gambia yang diduga berkaitan dengan obat batuk itu.

"Empat produk Maiden yang terkontaminasi ditemukan dalam analisis laboratorium mengandung dietilen glikol dan etilen glikol dalam jumlah yang tidak dapat diterima," kata pernyataan WHO, dilansir Bloomberg, Kamis (6/10/2022).

Tedros menambahkan,  badan kesehatan global sedang melakukan penyelidikan lebih lanjut dengan perusahaan dan regulator India. Dia merekomendasikan negara-negara untuk menghapus obat batuk tersebut dari peredaran.

Kematian tersebut menyoroti industri pembuatan obat India senilai 42 miliar dolar AS. Perdana Menteri Narendra Modi secara besar-besaran mempromosikan India sebagai apotek dunia.

India banyak memasok obat generik murah yang dijual di apotek Amerika dan ratusan negara di seluruh dunia. Tetapi obat-obatan yang diproduksi di negara Asia Selatan itu telah menjadi sumber berbagai skandal manufaktur dalam beberapa tahun terakhir, termasuk ekspor pil jantung yang tercemar.

Maiden Pharma telah membuat dan memasok produk medis selama lebih dari 30 tahun. Perusahaan obat ini hadir di berbagai negara di Afrika, Asia, Eropa Timur, Timur Tengah, dan Rusia.

India sedang menyelidiki kematian puluhan anak di Gambia yang menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mungkin terkait dengan sirup obat batuk yang dibuat di negara Asia Selatan, dua orang dari kementerian kesehatan India mengatakan kepada kantor berita Reuters.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada hari Rabu mengatakan kepada wartawan bahwa badan PBB sedang menyelidiki kematian akibat cedera ginjal akut dengan regulator obat India dan produsen sirup obat batuk yang berbasis di New Delhi, Maiden Pharmaceuticals.

Hingga berita ini diturunkan belum ada komentar dari Maiden Pharmaceuticals maupun regulator medis India. Para pejabat mengatakan, pemerintah India telah meminta WHO untuk membagikan laporannya terkait kematian yang diduga akibat sirup obat batuk. Pemerintah akan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement