REPUBLIKA.CO.ID, PALANGKA RAYA -- Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Kalimantan Tengah terus berupaya meningkatkan daya saing produk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) melalui program pendampingan sertifikasi halal. "Program yang telah dilakukan MES Kalteng yaitu pendampingan sertifikasi halal bagi UMKM sebagai dukungan untuk meningkatkan daya saing dan kualitas produk," kata Ketua Umum MES Kalteng Fahrizal Fitri di Palangka Raya, Sabtu (8/10/2022).
Dengan sertifikasi halal, jangkauan pasar produk UMKM akan semakin luas. Apalagi sejumlah toko modern juga menetapkan syarat label halal agar suatu produk dapat dijajakan dan dipajang di etalase.
Setidaknya ada 70 pelaku UMKM di Kalimantan Tengah yang telah difasilitasi MES Kalteng untuk menjadi bagian dari program sertifikasi halal gratis. Program ini sebelumnya dilaksanakan Kantor Wilayah Kementerian Agama Kalteng dan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH).
Sertifikasi halal itu tujukan untuk 70 pelaku UMKM yang di antara produknya terkait bidang makanan, minuman, dan obat herbal. Di sisi lain, pada 2022 ini, MES Kalteng juga telah membentuk koperasi dan MES Mart pada sektor riil. Kemudian juga telah membentuk kepengurusan MES di tujuh daerah dari 13 kabupaten/kota di Kalimantan Tengah.
Pembentukan ini juga sebagai upaya semakin "membumikan" pelaksanaan ekonomi berbasis syariah di tengah kehidupan bermasyarakat. "Sementara itu prioritas yang akan terus kami lakukan adalah memperkuat literasi dan inklusi keuangan dan ekonomi syariah kepada semua lapisan masyarakat," kata Fahrizal Fitri.
Pernyataan itu disampaikannya terkait pelaksanaan silaturahim MES Kalteng dalam rangka kunjungan Koordinator Wilayah Indonesia Tengah MES Pusat Ahmad Rofiq di Kota Palangka Raya. Pada kesempatan itu, Ahmad Rofiq mengapresiasi MES Kalteng yang telah mengonsolidasikan MES baik di wilayah maupun tingkat kabupaten dan kota.
Dia juga meminta MES di Kalteng memperhatikan dan ikut andil dalam penanganan permasalahan sosial seperti pernikahan dini, pendidikan, peredaran narkoba, anak putus sekolah, tingkat kemiskinan da perceraian, sehingga keberadaan MES semakin mampu menjadi solusi permasalahan sosial masyarakat.
Ahmad Rofiq yang juga Direktur LPPOM-MUI Jawa Tengah ini memberikan alternatif kerja sama dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga untuk pembinaan wirausahawan muda, sehingga anak-anak muda dari sekarang banyak berkiprah untuk menjadi pengusaha dan berniaga.
"MES juga diharapkan dapat melakukan terobosan dengan melaksanakan halal festival yang mampu menggerakkan produk-produk halal dan menjadi ekosistem ekonomi syariah di masyarakat," katanya.
Dia menambahkan, upaya digitalisasi juga menjadi langkah nyata saat ini dengan kolaborasi berbagai pihak dan mengoptimalkan semua peranan dalam memasyarakatkan ekonomi syariah, misalnya dengan kerja sama digitalisasi program masjid.
Sementara itu, sebelumnya Staf Ahli Gubernur Kalteng Bidang Kemasyarakatan dan SDM Suhaemi meminta pengurus MES Kalteng memetakan secara mendalam dan menyeluruh kebutuhan setiap daerah di Kalimantan Tengah, kemudian disesuaikan dengan program kerja yang akan disusun.
"Untuk itu, hendaknya MES Kalteng juga segera membentuk kepengurusan MES di daerah. Seperti yang kita ketahui, dari 13 kabupaten dan satu kota di Kalimantan Tengah, baru sebagian yang pengurus MES-nya terbentuk," katanya.
Pembentukan MES tingkat kabupaten/kota ini untuk mempermudah dan memperkuat koordinasi dengan pemerintah dalam upaya mengembangkan dan memetakan kebutuhan dalam implementasi ekonomi berbasis syariah.