Kamis 13 Oct 2022 01:17 WIB

Pemkot Bandung Siapkan Tiga Strategi Hadapi Resesi 2023

Anggaran pembangunan harus dikaitkan dengan penurunan kemiskinan dan kesenjangan

Rep: dea alvi soraya/ Red: Hiru Muhammad
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung Ema Sumarna bersama dinas terkait meninjau Teras Cihampelas, Kota Bandung, Rabu (12/10). Dalam kesempatan itu Ema mengumpulkan aspirasi dan keluhan para pedagang atas kurangnya fasilitas sarana dan prasarana skywalk yang telah berdiri sejak 2017 silam tersebut.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung Ema Sumarna bersama dinas terkait meninjau Teras Cihampelas, Kota Bandung, Rabu (12/10). Dalam kesempatan itu Ema mengumpulkan aspirasi dan keluhan para pedagang atas kurangnya fasilitas sarana dan prasarana skywalk yang telah berdiri sejak 2017 silam tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG—Menghadapi isu resesi yang diperkirakan terjadi pada 2023 mendatang, Pemerintah Kota Bandung telah menyusun sejumlah langkah strategis untuk menjaga kestabilitasan ekonomi. Beberapa langkah yang dilakukan adalah memaksimalkan belanja pemerintah, pemberian bantuan/stimulus bagi UMKM, dan memberikan kemudahan dalam pelayanan perizinan untuk investasi.

 "Pemkot Bandung juga telah menyusun program kegiatan yang menunjang terhadap pengendalian inflasi, bisa dengan mengandalkan pendapatan lewat jasa. Kita juga harus memprioritaskan Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN)," kata Sekteraris Daerah Ema Sumarna di Balai Kota Bandung, Rabu (12/10/2022).

Baca Juga

Oleh karena itu, menurutnya, anggaran program dan kegiatan prioritas dari seluruh sektor pembangunan harus dikaitkan juga dengan upaya penurunan angka kemiskinan, pengangguran terbuka, dan kesenjangan pendapatan. Dia juga menyinggung pertumbuhan ekonomi Kota Bandung tahun 2021 yang mengalami peningkatan dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi tahun 2020. 

Pada tahun 2021 ekonomi tumbuh sebesar 3,76 persen, sementara pada tahun 2020 pertumbuhan ekonomi Kota Bandung mengalami kontraksi sebesar -2,28 persen. Membaiknya pertumbuhan ekonomi karena Pemkot Bandung berhasil mencapai target vaksinasi melebihi 100 persen, sehingga pandemi Covid-19 di Kota Bandung dapat dikendalikan, kata dia. 

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Eksekutif Indef (Insitute for Development of Economics and Finance), Tauhid Ahmad menyatakan, perekonomian daerah akan mengalami penurunan, tapi tidak separah saat awal pandemi Covid-19 tahun 2020-2021."Memang tidak akan separah awal pandemi, tapi tetap akan ada penurunan dibandingkan tahun ini," ungkap Tauhid.

Menurutnya, sektor yang akan sangat terpengaruh adalah dari sisi ekspor dan konsumsi rumah tangga. Dari sisi ekspor turun jadi 8 persen, sedangkan investasi turun 6,1 persen, dan konsumsi rumah tangga menurun 5 persen, paparnya. Ia berharap, Pemkot Bandung bisa menaikkan konsumsi pemerintah, salah satunya dengan mengelola volatile food untuk mengatasi inflasi. 

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement