Kamis 13 Oct 2022 15:52 WIB

Empat Sifat Nabi Muhammad Wajib Diteladani

Nabi Muhammad senantiasa berkata benar.

Tidur Rasulullah SAW (ilustrasi) Empat Sifat Nabi Muhammad Wajib Diteladani
Foto: republika
Tidur Rasulullah SAW (ilustrasi) Empat Sifat Nabi Muhammad Wajib Diteladani

REPUBLIKA.CO.ID, KENDARI -- Kantor Wilayah Kementerian Agama Sulawesi Tenggara (Sultra) kembali menggelar dzikir dan doa bersama pekan ke-52 yang menyebutkan sedikitnya ada empat sifat Nabi Besar Muhammad SAW yang wajib untuk diteladani.

Kepala Bidang PHU Marni mengatakan sifat pertama adalah siddiq, yakni Rasulullah SAW senantiasa berkata benar. Maka sejatinya dalam kehidupan dan seluruh aktivitas tidak terlepas dari nilai-nilai ibadah untuk mencari ridha Allah SWT.

Baca Juga

Ia mengatakan, ketika kita mencari ridha Allah, maka antara perkataan perbuatan dan implementasinya di lapangan, seseorang dapat mengikuti dengan benar apa yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Ini menjadi bahan untuk bermuhasabah kembali, apakah kita mampu mengikuti sifat Rasulullah SAW yang senantiasa berkata benar.

"Rasulullah SAW diibaratkan Alquran berjalan, karena semua ucapan, sikap perbuatan dan tindakannya bersumber dari Alquran. Memiliki kesesuaian apa antara hati, ucapan dan perbuatan," katanya dalam rangkaian dzikir akbar yang dirangkaikan dengan peringatan maulid Nabi Muhammad SAW, Rabu (13/10/2022).

Kegiatan itu diikuti segenap pejabat dan ASN lingkup Kemenag Sultra secara offline, serta 17 Kemenag Kab/Kota se Sultra, KUA, Penyuluh, Madrasah dan Pondok Pesantren se Sultra secara daring yang dibuka Kepala Bagian Tata Usaha Muhammad Basri.

Sifat kedua, yakni amanah atau sifat yang dipercaya. Seseorang harus menanamkan komitmen dalam dirinya bahwa dia senantiasa berada dalam pengamatan Allah SWT. Dengan sikap amanah ini, seseorang akan senantiasa dapat dipercaya meskipun tidak dalam keadaan dengan pimpinan.

"Ketiga fatanah atau memiliki kecerdasan. Kecerdasan tidak hanya bersifat intelektual namun juga emosional dan spiritual. Dimanapun Rasulullah SAW berada, beliau selalu menyampaikan pesan-pesan sesuai dengan daya terima masyarakat setempat," katanya.

Ia menjelaskan, kecerdasan emosional nampak dari sifat Rasulullah dalam merespons sikap dan perilaku kasar yang ditujukan padanya. "Beliau tenang menghadapi ancaman dan perkataan apapun. Rasulullah SAW selalu menjawabnya dengan tenang, dan inilah yang patut kita contoh," ujarnya.

Dan sifat ke empat yang wajib diteladani nabi akhir zaman itu, yaitu tablig yaitu senantiasa menyampaikan kebenaran dengan cara yang baik dan sesuai dengan tuntunan ajaran Alquran. "Semoga melalui program dzikir dan doa bersama ini, dapat menjernihkan hati dan pikiran kita sehingga kita bisa menjadi orang-orang yang tenang dalam kondisi apapun dalam bekerja dan dalam melakukan inovasi-inovasi," ujarnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement