REPUBLIKA.CO.ID, SOFIA -- Bulgaria merupakan pintu gerbang ke Eropa di sisi timur dunia dan pusat politik Balkan. Ini adalah jembatan yang menghubungkan Timur dan Barat, yang dilalui peradaban berturut-turut, meninggalkan sejarah yang buktinya masih ada, terutama peradaban Islam.
Jumlah Muslim di Bulgaria saat ini diperkirakan mencapai 1,5 juta. Akan tetapi mereka jauh lebih banyak sebelum Ottoman meninggalkannya pada 1877 M.
Menurut mantan Duta Besar Yaman untuk Bulgaria Abdul Razzaq al-Amrani, muslim di Bulgaria telah menghadapi berbagai kondisi, mencapai titik penganiayaan selama masa pemerintahan komunis, yang kemudian bubar.
"Tahap terburuk yang dialami umat Islam di Bulgaria adalah selama pemerintahan komunis, pada periode antara 1944-1989, ketika mereka merampok identitas mereka dan melucuti agama mereka dengan paksa. Hanya dalam dua bulan, mereka mengusir lebih dari 300 ribu Muslim Bulgaria keturunan Turki," kata Al-Amrani, dilansir dari laman Daily Sabah pada Kamis (13/10/2022).
Hal tersebut dia sampaikan di sela-sela Pameran Buku Arab Internasional Istanbul pada awal Oktober. Dia juga menghadiri penandatanganan untuk bukunya “Bulgaria from the Eastern Corner”.
“Pada tahun 1985, otoritas Bulgaria memaksa Muslim pada saat itu untuk mengubah nama dan agama mereka, merampas uang dan harta benda mereka, belum lagi penjarahan dan penyitaan masjid dan mengubahnya menjadi diskotik dan toko, paling-paling. Situasi berubah menjadi museum, dan dia menutup sejumlah besar dari mereka, dan sejauh ini tidak ada yang bisa membukanya kembali," ucap Al-Amrani.
Al-Amrani menyatakan dalam sebuah wawancara dengan Daily Sabah bahwa menara-menara dibangun di Bulgaria sebelum dibangun di Istanbul. Hal ini karena Islam masuk ke Bulgaria sebelum penaklukan Konstantinopel oleh Sultan Mehmed Sang Penakluk pada 1453.
Penulis juga menyebutkan dalam bukunya bahwa ada orang yang mengatakan bahwa barang antik dan prasasti Islam dan Arab ditemukan di Bulgaria. Ini menunjukkan masuknya Islam ke sana sebelum penaklukan Ottoman.
“Beberapa sejarawan mengkonfirmasi, berdasarkan fakta sejarah, bahwa penduduk wilayah Rudbe di Bulgaria selatan, Pomak, dianggap sebagai keturunan Bani Umayyah yang mengepung Konstantinopel pada saat itu, dan tidak dapat memasukinya, sehingga beberapa dari mereka melanjutkan menuju Bulgaria dan menetap di sana dan menyebarkan Islam," kata dia.
"Oleh karena itu, perlu untuk mengingat kembali hubungan intim antara Islam, Ottoman, Bulgaria dan Arab, dan ini adalah salah satu alasan utama yang mendorong saya untuk mempersiapkan buku saya," lanjutnya.
“Ini adalah satu-satunya buku berbahasa Arab yang mempersoalkan dan membahas situasi Islam dan Muslim di Bulgaria, dan yang mendorong saya untuk menulisnya adalah setelah saya ditunjuk sebagai duta besar Yaman di Bulgaria pada tahun 2013, saya tidak menemukan referensi Arab apa pun yang mengangkat masalah ini. Referensinya adalah Turki atau Bulgaria, jadi mereka bias. Di pihak Bulgaria atau pihak Muslim, saya belum menemukan referensi netral yang memberikan informasi akurat," paparnya.
Dalam bukunya "Bulgaria from the Eastern Corner," al-Amrani menjelaskan Muslim di Bulgaria berasal dari sisi timur. Selain itu juga merinci asal-usul mereka, jumlah, distribusi, kondisi yang dilalui, serta kesulitan dan masalah yang dialami umat Islam di Bulgaria, sejak keluarnya Ottoman dari itu sampai sekarang.
Adapun asal usul Muslim Bulgaria berasal dari beberapa negara dan bangsa. Menurut buku Amrani, mayoritas dari mereka adalah keturunan Turki, karena Muslim Turki merupakan 60 persen, diikuti oleh Muslim Pomak sebesar 25 persen, kemudian Muslim Romani sebesar 15 persen, dan Tatar yang merupakan persentase kecil dari Muslim.
Penulis menunjukkan bahwa pusat populasi Muslim terbesar terkonsentrasi di sekitar dua wilayah, yang pertama terletak di timur laut Bulgaria, di mana alun-alun 'Ruse, Silistra, Varna, Shumen' berada. Sedangkan wilayah kedua terletak di selatan Bulgaria di Pegunungan Rhodope.
Sekitar 80 persen orang Turki Bulgaria tinggal di dua wilayah ini, sementara 90 persen Muslim Pomak tinggal di wilayah Rhodope Barat. Muslim juga tersebar di daerah yang dekat dengan perbatasan barat, Serbia, Makedonia, Yunani dan Turki.
Menurut al-Amrani, Muslim Bulgaria umumnya dicirikan oleh sifat pedesaannya, karena kebanyakan dari mereka bekerja di pertanian.