Jumat 14 Oct 2022 17:42 WIB

Perlu Literasi Digital untuk Membentuk Karakter Etika Anak

Etika Pelajar di Dunia Digital.Dengan mengangkat 4 tema pilar utama yaitu digital skill, digital culture, digital ethic, dan digital safety.

Rep: yayan/ Red: Partner
.
Foto: network /yayan
.

Perlu adanya literasi digital untuk membentuk karakter dan etika anak didik pada ruang digital.
Perlu adanya literasi digital untuk membentuk karakter dan etika anak didik pada ruang digital.

ruzka.republika.co.id - Seiring dengan berkembang teknologi, akses ke dunia digital semakin mudah diperoleh. Tantangan selanjutnya adalah pemanfaatan akses digital secara cerdas dan bertanggung jawab.

Berbagai jenis bentuk komunikasi digital telah tersedia seperti e-mail, sms. Media sosial, chatting, dan berbagai bentuk lainnya, memungkinkan setiap individu untuk terus dapat terhubung dengan individu lainnya.

Maka dari itu perlu adanya literasi digital untuk membentuk karakter dan etika anak didik pada ruang digital. Hal ini bisa kita dapatkan seperti pada acara tahunan yang digelar oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bekerjasama dengan SiberKreasi yang menggelar program literasi digital nasional 2022 sektor pendidikan bagi siswa-siswa dan guru di Wilayah Jawa Timur.

Kegiatan webinar berlangsung pada Kamis, 13 Oktober 2022 pukul 10.00 s/d 12.00 WIB mengusung tema: “Etika Pelajar di Dunia Digital.”Dengan mengangkat 4 tema pilar utama yaitu digital skill, digital culture, digital ethic, dan digital safety.

E. Rizky Wulandari, Dosen STIKOSA AWS, membuka webinar dengan menyampaikan kenapa kita harus mempunyai etika dalam dunia digital, karena pada dasarnya kita sama saja bertemu hanya ruang yang digunakannya berbeda. Di Media digital setiap warganet berpartisipasi dalam berbagai hubungan dengan banyak orang.

“Etika dalam berinternet bisa disebut juga dengan netiket. Netiket merupakan tata krama dalam menggunakan internet. Kita harus selalu menyadari bahwa kita berinteraksi dengan manusia nyata di jaringan yang lain, bukan sekadar dengan deretan karakter huruf di layar monitor, namun dengan karakter manusia sesungguhnya," ujar Kiki sapaan akrab E. Rizky Wulandari.

Desra sebagai Key Opinion Leader menambahkan,“kita juga harus siap dengan tantangan seperti hoax yang sudah banyak, penipuan online, cyberbullying, judi online dan pornografi. Kita sebagai pendidik harusnya bisa mengawasi dan mengatasi hal ini paling tidak ke anak kita sendiri dulu."

Kita juga harus siap dengan tantangan seperti hoax penipuan online, cyberbullying, judi online dan pornografi.
Kita juga harus siap dengan tantangan seperti hoax penipuan online, cyberbullying, judi online dan pornografi.

Disisi lain ruang digital menurutnya memberikan peluang untuk mencari sumber informasi yang berlimpah, menjadi kreatif dengan membuat konten yang nantinya bisa membuat nilai tambah ekonomi.

Meithiana Indrasari, Ketua STIKOSA-AWS, sebagai narasumber terakhir menambahkan, kita sudah memasuki disrupsi era, dimana telah terjadinya perubahan-perubahan besar yang disebabkan oleh adanya inovasi yang mengubah sistem dan tatanan bisnis ke taraf yang lebih baru.

“Maka dari itu perlu adanya program webinar literasi digital ini agar kita dapat mencapai kecakapan digital jika kita tahu dan paham ragam dan perangkat lunak yang menyusun lanskap digital dan juga agar setiap kita diharapkan bisa mengoptimalkan penggunaan perangkat digital utamanya perangkat lunak sebagai fitur proteksi dari serangan siber.

Acara ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan webinar nasional literasi digital di Jawa Timur. Kegiatan ini terbuka untuk para pelajar mulai dari kelas 4 SD sampai kelas 12 SMA dan para Guru.* (yayan)

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

  • 1 kali
  • 2 kali
  • 3 kali
  • 4 kali
  • Lebih dari 5 kali
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement