Sabtu 15 Oct 2022 22:57 WIB

Kemenkes Singapura Prediksi Lonjakan Covid-19 Terjadi Pertengahan November

Kemenkes Singapura pastikan miliki fasilitas memadai hadapi lonjakan Covid-19

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pengunjung mengenakan masker duduk di Taman Merlion, Singapura. Kementerian Kesehatan (MOH) Singapura memperkirakan akan ada kembali lonjakan kasus COVID-19 pada pertengahan November. Lonjakan kasus tersebut, disebabkan oleh sub-varian XBB dengan rata-rata 15 ribu kasus harian.
Foto: EPA-EFE / HOW HWEE YOUNG
Pengunjung mengenakan masker duduk di Taman Merlion, Singapura. Kementerian Kesehatan (MOH) Singapura memperkirakan akan ada kembali lonjakan kasus COVID-19 pada pertengahan November. Lonjakan kasus tersebut, disebabkan oleh sub-varian XBB dengan rata-rata 15 ribu kasus harian.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (MOH) Singapura memperkirakan akan ada kembali lonjakan kasus COVID-19 pada pertengahan November. Lonjakan kasus tersebut, disebabkan oleh sub-varian XBB dengan rata-rata 15 ribu kasus harian.

Pada Sabtu (15/10/2022), Kementerian Kesehatan Singapura memastikan, kapasitas serta fasilitas kesehatan perawatan saat ini sudah memadai untuk mengatasi lonjakan kasus COVID-19. Namun, pemerintah akan tetap menambah kapasitas perawatan untuk mengatasi lonjakan kasus yang akan terjadi pada pertengahan November nanti.

Saat ini, sudah lebih dari 200 tempat tidur yang disediakan untuk perawatan COVID-19. Dalam dua pekan ke depan, rumah sakit di Singapura akan menyediakan lebih dari 800 tempat tidur untuk perawatan Covid-19. 

"Di Singapura sub-varian XBB kini menjadi varian yang mendominasi dalam penularan yang sangat cepat, banyak juga yang mengalami reinfeksi karena varian ini," kata Menteri Kesehatan Singapura, Ong Ye Kung pada Konferensi Pers dikutip dari The Straits Times, Sabtu (15/10/2022).

Pihak berwenang di Singapura, lanjutnya, akan kembali menerapkan aturan penggunaan masker yang lebih ketat, serta protokol kesehatan yang kembali diperkuat. Bahkan, untuk dapat makan di restoran diberlakukan syarat pengunjung harus sudah mendapatkan vaksin dosis penuh.

Diketahui, meskipun tingkat keparahan akibat penularan XBB ini lebih rendah, namun unit gawat darurat kembali sibuk melayani pasien yang terus berdatangan dalam dua hari terakhir. MOH mengimbau masyarakat untuk tidak buru-buru datang ke rumah sakit jika tertular, tetapi melakukan isolasi mandiri seperti sebelumnya.

Pasien yang masuk ke UGD dengan kondisi non-darurat, termasuk anak-anak, akan dialihkan ke klinik perawatan lainnya atau klinik perawatan primer untuk penilaian lebih lanjut. Hal ini agar sumber daya di rumah sakit tetap bisa memprioritaskan perawatan pasien lain yang membutuhkan perawatan medis.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement