Rabu 19 Oct 2022 05:15 WIB

Pemuda dan Pemudi Papua Berbagi Kisah Inspiratif dalam Special Peace Dialogue

Minimnya akses komunikasi dan informasi jadi masalah bagi dunia pendidikan Papua.

FPCI Chapter UMY mengadakan Special Peace Dialogue (Sepeda) dengan mengusung tema “Kisah Inspiratif dari Timur Indonesia”.
Foto: Dok. Web
FPCI Chapter UMY mengadakan Special Peace Dialogue (Sepeda) dengan mengusung tema “Kisah Inspiratif dari Timur Indonesia”.

REPUBLIKA.CO.ID, PAPUA -- Berbagai kisah inspiratif mengenai peran dan kontribusi generasi muda terus mengemuka dari seluruh pelosok tanah air termasuk dari kawasan Timur Indonesia yang dapat menjadi refleksi bagi para generasi muda saat ini.

Hal ini kemudian menjadi fokus utama bagi FPCI Chapter UMY dalam mengadakan Special Peace Dialogue (Sepeda) dengan mengusung tema “Kisah Inspiratif dari Timur Indonesia” secara Hybrid melalui Zoom Meeting, Siaran YouTube dan luring di Hotel Ayaarta Malioboro, Yogyakarta.

Baca Juga

Acara yang dimoderatori oleh Dosen Hubungan Internasional Universitas Indonesia Aisha Kusumasomantri ini menghadirkan sejumlah pembicara anak muda asal Papua diantaranya pendiri Du Anyam Hanna Keraf, influencer sosial media Jeni karay, tokoh muda Papua dan penulis buku Steve Mara, dan peraih beasiswa LPDP untuk kuliah di American University Paskalis Kaipman.

Dalam pemamaparannya, Hanna Keraf menceritakan kisahnya dalam menjalankan bisnis yang berbasis kriya itu. Ia bergotong-royong dengan perempuan seluruh Indonesia untuk memproduksi anyaman dan kerajinan tangan dengan tujuan memberikan akses ekonomi kepada masyarakat sekitar terkhusus perempuan.

“Kita melihat kekurangannya (masyarakat daerah) akses uang tunai, bukan ibu atau perempuan itu tidak ada makanan atau tidak memiliki rumah. Tetapi bagaimana kita bisa memberikan akses uang tunai langsung di desa, sebagai sebuah perusahaan,” ujar Hanna.

Menurut Hanna, minimnya opsi pilihan pekerjaan untuk perempuan di wilayah menjadikan Du Anyam sebagai salah satu alternatif terbaik bagi para perempuan di daerah.

"Kita melihat ternyata ada skill atau keterampilan menganyam secara turun-temurun dan ada bahan baku serat-serat alam yang ada di wilayah tersebut. Lalu, kita melihat ketertarikan produk kerajinan tadi cukup tinggi di pasar domestik,” ungkap Hanna.

Kemudian, Jeni karay yang terus mengedukasi anak muda serta masyarakat luas tentang berbagai isu sosial serta terlibat dalam berbagai NGO internasional maupun lokal tentang anak muda, lingkungan, kesehatan serta pendidikan, menjelaskan bagaimana pentingnya sosial media sebagai pembentuk opini publik.

“Saya ingat sekali profesor saya ketika saya S1 mengatakan bahwa orang yang punya sosial media itu orang yang lebih berpengaruh. Siapa yang tidak bisa menguasai sosial media nggak akan punya pengaruh,” ungkap Jeni.

Jeni menyampaikan bahwa tanpa sosial media, orang tidak peduli apakah itu pengusaha ataupun politisi, orang juga tidak akan tahu. Karena itu, penting untuk kita menyampaikannya pada dunia akan usaha dan prestasi.

“Tidak semua orang lahir dengan sebuah privilege. Tapi semua orang bisa memulai dari hal sederhana yang perlahan-lahan menggelinding menjadi besar," kata dia.

Kemudian, tokoh muda Papua dan penulis buku 'Kita Semua Ingin Hidup Damai', Steve Mara menjelaskan salah satu hal terpenting dalam mencapai perdamaian adalah komunikasi yang baik.

“Ketika kita membangun komunikasi yang baik dengan orang lain, ini akan mempersempit peluang terjadinya konflik,” ujar Steve Mara.

Ia menyampaikan bahwa komunikasi strategis sangat penting untuk dilakukan dan dimiliki oleh generasi muda. Ia menekankan perlu diciptakannya komunikasi serta dialog dimana semua pihak saling menghargai.

Steve menjelaskan bahwa dengan komunikasi strategis yang berjalan, berbagai ide, gagasan, harapan, dan cita-cita mampu terkomunikasikan dengan baik antar generasi muda di berbagai wilayah, terkhusus di Timur Indonesia.

“Teman-teman dari Timur itu juga punya mimpi yang besar untuk membangun Indonesia,” ujar Steve.

Ia mengungkapkan, bukan berarti teman-teman di Papua hanya ingin membangun Papua saja, namun tentu juga bangsa Indonesia. Bukan tidak mungkin generasi muda dari Papua sudah mempunyai master plan untuk membangun wilayah-wilayah lain bahkan hingga Indonesia sekalipun. Hal ini bisa dan mungkin terjadi jika adanya komunikasi strategis yang baik.

Sementara itu, Paskalis Kaipman yang merupakan anak petani Boven Digoel menceritakan kisahnya yang memiliki latar belakang hidup keras dan penuh perjuangan, serta berkat kegigihan dan kerja kerasnya.

Namun atas perjuangannya, Paskalis berhasil meraih beasiswa bidikmisi untuk menyelesaikan S1-nya, kemudian memperoleh beasiswa LPDP untuk kuliah di American University jurusan kebijakan pendidikan dan kepemimpinan.

Paskalis menerangkan bahwa salah satu hal yang menjadi masalah generasi muda Timur di daerah tertinggal adalah minimnya akses komunikasi dan Informasi. Namun, kini pembangunan infrastruktur jaringan sudah massif sehingga generasi muda di Timur harus menggunakan potensi tersebut semaksimal mungkin.

“Kita tidak bisa tinggal saja menunggu peluang itu datang kepada kita. Tetapi sebagai anak muda kita harus kreatif. Kita harus mencari informasi. Kita harus berusaha untuk menjemput bola untuk meraih cita-cita," ucapnya.

Kemudian selalu moderator, Aisha Kusumasomantri menyampaikan bahwa pendidikan sangat penting bagi kehidupan anak muda di masa depan. Ia pun mengajak generasi saat ini untuk meraih pendidikan setinggi-tingginya.

“Salah satu hal yang harus kita lakukan sebagai anak muda untuk menaikkan kualitas kita sebagai sumber daya manusia adalah mengenyam pendidikan setinggi mungkin untuk bisa membawa perubahan," kata dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement