Era digital yang bergerak pesat harus berbarengan dengan pengetahuan dan kewaspadaan tentang banyak hal yang bisa dilakukan di internet. Tak sedikit yang menggunakan platform digital sebagai alat untuk mendapatkan keuntungan dengan memanfaatkan kelalaian pengguna internet.
Modus penipuan atau scam menggunakan platform digital kini juga sudah semakin beragam. Salah satu praktik penipuan yang kini tengah menjadi perhatian Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (FBI) adalah skema penipuan Pig Butchering.
Modus ini sudah menimpa seorang perempuan asal Pengalengan, Jawa Barat. Pig Butchering scam yang dialami oleh korban tersebut dilakukan menggunakan media sosial dan platform yang canggih sebagai medium penipuan. Modusnya adalah dengan mengajak korban untuk menginvestasikan sejumlah uang pada platform kripto palsu dengan menjanjikan keuntungan nominal uang yang sangat besar.
Platform kripto palsu tersebut menggunakan domain website yang mirip dengan nama aplikasi trading mata uang kripto yang sudah memiliki total unduhan lebih dari satu juta kali. Hanya terdapat perbedaan satu huruf pada domain dan hal tersebut sudah cukup untuk mengecoh korban.
![Unsplash/Fly D](https://static.republika.co.id/uploads/member/images/news/cwnda0lj8i.jpg)
Korban pun mengalami kerugian hingga Rp 550 juta dari interaksinya dengan pelaku yang mengaku berasal dari Korea Selatan tersebut. Untuk meningkatkan kewaspadaan, Niagahoster sebagai perusahaan layanan web hosting, memberikan beberapa cara untuk membedakan laman resmi dengan palsu, yaitu:
1. Perhatikan URL
Laman yang resmi pasti memiliki domain dengan ejaan yang benar sesuai dengan nama brand atau perusahaan. Kemudian menggunakan ekstensi domain populer dan terpercaya seperti .com, .id, .co.id, atau ekstensi domain sesuai niche seperti .go.id untuk pemerintah, .ac.id untuk pendidikan, dan .mil.id untuk militer.
2. Pastikan ada simbol gembok
Ciri lain dari laman resmi adalah adanya simbol gembok pada bagian paling kiri URL di address bar. Ikon gembok tersebut adalah penanda bahwa laman tersebut sudah dilengkapi sertifikasi keamanan Secure Socket Layer (SSL).
Laman yang sudah terinstal SSL, URL-nya akan dilengkapi dengan HTTPS (Hypertext Transfer Protocol Secure) dan bukan hanya HTTP.
3. Periksa lagi ketika ragu
Pengguna yang merasa ragu dengan suatu laman tertentu juga bisa memeriksa keamanan dan kredibilitas laman menggunakan Google Transparency Report. Tool ini akan mencari celah keamanan pada website berdasarkan standar yang dimiliki Google. Selain itu, pengguna internet juga bisa mengecek pemilik domain yang mencurigakan melalui website who.is.