REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Badan Eksekutif Mahasiswa Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (PTNU) DKI Jakarta melakukan pertemuan wilayah dengan sejumlah kampus pada Selasa (18/10/2022) malam. Pertemuan untuk membicarakan terkait kegaduhan Mukernas di Yogyakarta.
Sejumlah kampus tersebut yakni STAI Al-Hikmah, STAI Al-Aqidah Al-Hasyimiyah, PTIQ, STAI Indonesia, STAI Az-Ziyyadah, Institut Ilmu Quran, IPRIJA, STAI Publistik Thawalib, UNU Indonesia, dan STAI Salahudin Al-Ayyubi.
Korwil BEM PTNU DKI Jakarta, Arif Setiono mengungkapkan dalam pertemuan tersebut ada beberapa poin yang menjadi pembahasan penting.
Di antaranya yakni BEM PTNU DKI tetap berpegang teguh dan menyepakati bahwa Presidium Nasional (Presnas) Wahyu Al-fajri sebagai Presnas yang sah sebagaimana hasil kongres di Bojonegoro.
"Kami menolak apapun pengesahan, keputusan, dan kesepakatan yang ada setelah dikeluarkannya surat keputusan pembubaran oleh Mejelis Pembina Nasional (Mabimnas) yang telah menimbang bahwa forum Mukernas tidak lagi sebagaimana mestinya sesuai AD/ART," ujar Arif Setiono, Rabu (19/10/2022) dalam keterangan tertulisnya.
BEM PTNU DKI Jakarta diungkapkan Arif Setiono berkomitmen bersama Presnas Wahyu Al-Fajri untuk mendukung pelaksanaan revitalisasi BEM PTNU Se-Nusantara.
Dalam pertemuan tersebut seluruh Presma dan BPH Wilayah DKI Jakarta juga menghasilkan akan dilaksanakannya Silaturahmi Wilayah (Silatwil) dalam waktu dekat
“Ini adalah salah satu pelajaran untuk saya pribadi dan apa yg saya bawa saat memimpin. Saya berharap untuk pemimpin selanjutnya dalam hasil silaturahmi wilayah nanti harus menimbang segala keputusan secara bijak melalui musyawarah dengan mengedepankan nilai moderat, dan persaudaraan," pungkas Arif Setiono.
Sementara itu, Ketua BEM Unusia, Khabib Al Fatach, berharap dengan dilaksanakannya pertemuan tersebut dapat membuat BEM PTNU Se-Nusantara kembali ke harkat dan martabatnya.
"Bahwa kita harus sama-sama mengembalikan marwah BEM PTNU Se-Nusantara. Karena kita bukan hanya menjaga rumah bersama, akan tetapi menjaga harokah dan asas yang ada di Nahdlatul Ulama itu sendiri," ujar Khabib Al Fatach.