REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Agus Suradika, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DKI Jakarta
Dalam banyak peristiwa bencana alam sering terjadi bangunan masjid, sarana ibadah, atau tempat kebaikan lainnya tetap berdiri kokoh dan terhindar dari terpaan dahsyat bencana yang memporakporandakan bangunan lainnya.
Beberapa masjid di Indonesia yang selamat dan tetap berdiri kokoh saat terjadi bencana alam di antaranya Masjid Baiturrahman di Banda Aceh dan Masjid Al-Ikhlas di Lhoknga saat terjadi gempa bumi dan Tsunami di Aceh pada 26 Desember 2004. Masjid Al Barkah, Ciputat, Tangerang Selatan yang tetap berdiri kokoh meski diterjang air bah dan lumpur akibat jebolnya bendungan Situ Gintung, Tangerang Selatan, Banten pada 27 Maret 2009. Masjid Al-Mujahidin, Yogyakarta yang selamat dan tetap berdiri kokoh saat terjadi bencana meletusnya Gunung Merapi Pada Oktober 2010.
Di luar Indonesia, ada Masjid Kobe di Jepang yang selamat dan tetap berdiri kokoh kendati bom atom Amerika di Hirosima dan Nagasaki dalam perang dunia tahun 1945 memporak porandakan bangunan lainnya. Masjid At Tauhit Di Haiti yang tetap berdiri kokoh selamat dari terpaan gempa yang sangat dahsyat pada tahun 2010.
Dalam keyakinan keimanan seorang Muslim tidak diragukan bahwa selamatnya masjid dari terpaan bencana alam yang terjadi di berbabagi belahan dunia tersebut tidak lain karena kehendak Allah swt. Secara rasional, seharusnya bangunan masjid akan porak poranda diterpa bencana, namun pada kenyataannya masjid tersebut tetap berdiri kokoh. Inilah yang disebut sebagai mukjizat.
Rabu, 19 Oktober 2022 sekitar pukul 15.30 warga Jakarta dikejutkan oleh berita terbakar dan ambruknya kubah masjid Jakarta Islamic Centre, Jakarta Utara. Masjid yang dibangun pada tahun 2001 di atas tanah bekas lokalisasi prostitusi itu menjadi kebanggaan warga Jakarta dan tempat pengkajian berbagai kemajuan peradaban Islam.
Secara rasional, ambruknya kubah megah masjid tersebut dapat dijelaskan penyebabnya. Laporan awal pihak kepolisian menyebutkan bahwa kebakaran terjadi akibat percikan api saat pekerjaan renovasi kubah masjid tersebut. Dari laporan ini tampak jelas bahwa musibah ini terjadi karena kelalaian manusia.
Apa hikmah di balik musibah menyedihkan ini?, mengapa dalam peristiwa ini mukjizat Allah tidak hadir menyelamatkan kubah masjid kebanggaan warga Jakarta tersebut? Tidakkah jika Allah berkehendak memadamkan api itu dalam sekejap api akan padam sebagaimana Allah pernah menyelamatkan Nabi Ibrahim dari kekejaman raja Namrudz yang membakarnya?
Dalam keyakinan keimanan hamba yang dhoif ini, ketidakhadiran mukjizat dan pertolongan Allah swt pada peristiwa terbakarnya kubah masjid ini mungkin merupakan pesan tersembunyi dari yang maha kuasa agar kita semua ummat Islam di Jakarta mawas diri. Jangan terbelah karena adanya perbedaan pandangan politik. Jangan ada satu fihak yang merasa lebih hebat dan karenanya lebih berhak atas lainnya. Mungkin juga ada pesan tersembunyi kepada para pemimpinnya agar warga Jakarta jangan dibiarkan terbelah apalagi dibelah karena perbedaan pilihan politik. Politik saling meniadakan harus dihindari. Jangan ada yang merasa kesuksesan Jakarta adalah karena karya tunggal periode kepemimpinannya dan menunjuk hidung pihak lain ketika kegagalan terjadi. Keberhasilan Jakarta adalah keberhasilan semua pemimpinnya yang saling sambung menyambung dalam tali temali pemerintahan yang berkesinambungan pada periode yang berbeda. Terakhir, mungkin juga Allah swt sedang menasehati kita semua agar mengutamakan keikhlasan di dalam merawat tempat kita bersujud kepadaNya.
Wallahu ‘alam bi al shawab
Cibulan, 20 Oktober 2022