REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Duta Besar RI untuk Tunisia, Zuhairi Misrawi mempromosikan Islam Nusantara Berkemajuan di radio terkemuka Kairouan, Tunisia, Sabra FM, Senin (17/10/2022).
Memakai jubah khas Tunisia, Dubes Zuhairi Misrawi menegaskan bahwa Islam ala Indonesia mempunyai kekhasan sendiri, karena menggabungkan antara dimensi tradisi dan modernitas.
"Dalam suasa bulan Maulid Nabi Muhammad SAW, saya mendapatkan undangan untuk mengenalkan Islam ala Indonesia. Saya mengenalkan dimensi Islam ala Indonesia yang ramah terhadap tradisi dan kebudayaan lokal, yang selama ini dikenal dengan Islam Nusantara. Islam berkembang di Indonesia, karena mengedepankan kearifan dan akhlak mulia,” ujar Dubes RI yang akrab dikenal sebagai cendekiawan Nahdlatul Ulama ini, dalam keterangannya, Kamis (20/10/2022).
Di samping itu, kata dia, Islam ala Indonesia juga merespons, berdialektika, dan berakulturasi dengan modernitas, sehingga Islam dapat mendorong demokrasi, pluralisme, dan hak asasi manusia. Pada titik ini, wajah Islam berkemajuan.
“Sebab itu, sederhananya. wajah Islam Indonesia dapat disebut sebagai Islam Nusantara Berkemajuan," tutur dia.
Dubes Zuhairi, mengenalkan tradisi Maulid Nabi Muhammad SAW yang semarak di seluruh penjuru Indonesia.
"Bahkan sejak Presiden Sukarno hingga sekarang ini, kami memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW di istana negara, karena sejak awal kemerdekaan kami umat Islam menjadikan Nabi Muhammad SAW dalam mewujudkan Indonesia yang ramah, toleran, modern dan membumikan nilai-nilai kebangsaan, kemanusiaan, dan keadilan sosial," kata lulusan Universitas al-Azhar, Kairo, Mesir ini.
Dubes Zuhairi, juga menggarisbawahi perlunya menjadikan Islam sebagai inspirasi persaudaraan dan persahabatan sejati.
"Kita harus menjadikan Islam sebagai sumber inspirasi untuk memperkokoh persaudaraan dan persahabatan, khususnya persahabatan antara Indonesia dan Tunisia," kata dia.
Sebelumnya, sepekan sebelumnya, Senin (10/10/2022), Dubes Zuhairi menghadiri ujian tesis magister mahasiswa pascasarjana asal Indonesia di Universitas Tunis, Ardi Pramana.
Ardi berhasil mempertahankan tesisnya, "Morfologi dalam Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia: Studi Komparatif" dengan nilai cumlaude, di hadapan para penguji: Mahrez Budiya, Syukri Saadi, dan Nurul Huda Badis, Senin (10/10/2022).
"Saya sangat senang atas prestasi yang diraih para mahasiswa Indonesia di Tunisia. Apalagi mereka melakukan kajian yang relatif baru dan menarik, yaitu studi komparatif antara bahasa Arab dan bahasa Indonesia. Satu hal yang menarik di berbagai kampus di Tunisia, yaitu mereka mendorong para mahasiswa pascasarjana asal Indonesia untuk melakukan kajian tentang Indonesia. Saya merasakan langsung para akademisi dan warga Tunisia ingin mengenal lebih jauh tentang Indonesia. Sebab Indonesia mulai mengenal perihal perkembahan dan kemajuan Indonesia, di samping keindahan alam Indonesia," ujar dia.
Dubes Zuhairi juga menggarisbawahi perihal perlunya menjadikan kajian akademis sebagai infrastruktur diplomasi untuk mengenalkan Indonesia ke dunia internasional.
"Pengalaman Tunisia ini sangat menarik, karena Indonesia mulai dilihat sebagai objek kajian dalam berbagai bidang, termasuk aspek bahasa. Saya sampaikan, bahwa bahasa Indonesia merupakan salah satu unsur penting dalam solidaritas kebangsaan dan jalan menuju kemajuan Indonesia kontemporer," tutur Dubes RI kader PDI Perjuangan ini.
Sementara Ardi Pramana dalam tesisnya menjelaskan, bahwa bahasa Arab dan bahasa Indonesia mempunyai latar historis yang berbeda, dan dalam studi morfologi bahasa Arab jauh lebih maju.
Sedangkan bahasa Indonesia masih relatif baru. Namun, kedua bahasa mempunyai peranan penting dalam membangun peradaban manusia.
"Studi ini membuktikan, bahwa morfologi dalam bahasa Arab dan bahasa Indonesia ditentukan oleh konteks masing-masing, dan morfologi merupakan bagian penting dalam bahasa yang dapat membentuk peradaban," kata dia menjelaskan.