REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Ahad (23/10/2022) mengatakan, dia meyakini ada peluang untuk perdamaian di Ukraina, kendati Rusia memperingatkan konflik dapat meningkat. Prancis telah berulang kali menekankan pentingnya menjaga saluran diplomatik Barat ke Moskow tetap terbuka.
“Ada prospek perdamaian, itu akan muncul pada suatu saat. Dan pada saat tertentu, mengingat bagaimana hal-hal berkembang, dan ketika rakyat Ukraina dan para pemimpinnya akan memutuskan persyaratan ini, kesepakatan damai dapat dibangun dengan pihak lain,” ujar Macron.
Rusia menembakkan rudal dan pesawat tak berawak ke Mykolaiv yang dikuasai Ukraina pada Ahad. Moskow mengatakan konflik ini cenderung menuju eskalasi yang tidak terkendali.
Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu membahas situasi Ukraina dalam percakapan telepon terpisah dengan Menteri Angkatan Bersenjata Prancis Sebastien Lecornu serta Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin. Termasuk menteri pertahanan Inggris dan Turki pada Ahad.
Shoigu mengatakan, Ukraina dapat meningkatkan serangan dengan "bom kotor" atau bahan peledak konvensional yang dicampur dengan bahan radioaktif. Ukraina tidak memiliki senjata nuklir. Sementara Rusia mengancam melindungi wilayahnya, termasuk empat wilayah Ukraina yang dianeksasi dengan persenjataan nuklir.