Rabu 26 Oct 2022 19:25 WIB

Festival Egrang, Membentuk Karakter Siswa Melalui Permainan Tradisional

Permainan tradisional sangat erat dengan pendidikan

Rep: bayu adji p/ Red: Hiru Muhammad
Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil menyapa peserta festival egrang saat Siaran Keliling (Sarling) di Lapang Astana Gede, Kawali, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Rabu (26/10/2022). Dalam kegiatan tersebut Gubernur mengunjungi Pasar Kawali, bertemu dengan sejumlah tokoh masyarakat Ciamis, dan membuka acara festival egrang serta kaulinan barurdak.
Foto: ANTARA/Adeng Bustomi
Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil menyapa peserta festival egrang saat Siaran Keliling (Sarling) di Lapang Astana Gede, Kawali, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Rabu (26/10/2022). Dalam kegiatan tersebut Gubernur mengunjungi Pasar Kawali, bertemu dengan sejumlah tokoh masyarakat Ciamis, dan membuka acara festival egrang serta kaulinan barurdak.

REPUBLIKA.CO.ID, CIAMIS -- Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat (Jabar) menggelar Festival Egrang di Astana Gede, Kecamatan Kawali, Kabupaten Ciamis, Rabu (26/10/2022). Pelaksanaan festival yang diikuti ribuan siswa itu juga sekaligus memecahkan rekor nasional bermain egrang dengan peserta memakai pakaian dan ikan khas Sunda, kolaborasi dengan seni budaya dan kaulinan anak dengan peserta terbanyak se-Indonesia.

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jabar, Dedi Supandi, mengatakan, festival itu sengaja dilaksanakan untuk melestarikan permainan tradisional khas Sunda. Menurut dia, permainan egrang saat ini sudah menjadi bagian dari kebudayaan Sunda. "Ini adalah upaya untuk melestarikan kaulinan barudak (permainan anak-anak)," kata dia di Kabupaten Ciamis, Rabu (26/10/2022).

Baca Juga

Ia mengungkapkan, permainan tradisional sangat erat dengan pendidikan. Pasalnya, dalam permainan tradisional terdapat pendidikan karakter. Dengan bermain permainan tradisional, anak-anak secara tak langsung dibentuk karakternya berbasis budaya lokal.

Menurut dia, nilai dalam permainan tradisional itu bagian dari sikap Pancasila. Sebab, dalam permainan itu ada nilai gotong royong, kerja sama, dan lainnya, yang notabene merupakan karakter bangsa Indonesia.

Dedi mengatakan, tujuan pendidikan saat ini bukan lagi hanya membuat anak sekadar pintar. Lebih dari itu, anak juga harus memiliki karakter yang mencerminkan bangsanya. Salah satu membentuk karakter anak adalah dengan bermain permainan tradisional.

"Jadi nanti ketika mereka sukses, mereka tetap memiliki karakter dan ciri khas bangsa ini. Jadi bukan hanya pintar, tapi juga dapat mencerminkan budaya lokal," ujar dia.

Ia berharap, permainan tradisional yang ada di Jabar dapat terus dikembangkan. Apalagi, Jabar memiliki banyak permainan tradisional yang harus terus dikembangkan."Mudah-mudahan ini dapat terus dikembangkan. Jadi anak-anak Jabar tak lupa dengan budayanya sendiri," kata dia.

Gubernur Jabar, Ridwan Kamil, mengapresiasi kegiatan yang digagas oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jabar itu. Menurut dia, Festival Egrang itu merupakan bagian dari upaya melestarikan budaya.

"Mudah-mudahan semua jenis budaya lain terus dapat kita lestarikan. Keunikan Jabar yang jumlahnya ratusan bisa terus dilestarikan dengan acara yang meruah seperti ini," kata dia.

Kegiatan yang digagas itu juga sekaligus mendapatkan rekor dari Original Rekor Indonesia (ORI). Pimpinan ORI Guruh Susanto, mengatakan, kegiatan bermain egrang yang dilakukan oleh siswa sekolah itu memecahkan rekor karena dikolaborasikan dengan memakai pakaian dan ikat khas sunda, musik, dan tarian.

"Kalau bermain egrang saja, pernah ada yang lebih banyak. Pernah ada yang dengan peserta 14 ribu. Tapi dengan kolaborasi, ini paling banyak," kata dia.

Guruh mengatakan, dalam kegiatan itu terdapat lebih dari 1.000 orang yang bermain egrang dengan menggunakan pakaian khas masing-masing. Selain itu, terdapat sekitar 300 orang yang menari, dan sekitar 50 orang bermain musik. "Jadi totalnya 1.495 orang. Jadi untuk kolaborasi sudah memecahkan rekor," ujar dia.

Ia berharap, permainan egrang di Kabupaten Ciamis dapat terus dilakukan oleh anak-anak. Dengan begitu, permainan itu tak akan hilang tergerus permainan modern.

Guruh juga menyarankan dinas pendidikan dapat memfasilitasi agar dapat memfasilitasi permainan tradisional itu. "Jadi semoga egrang yang merupakan kebudayaan Indonesia dapat dijadikan acara khusus di sekolah. Jadi terus lestari," kata dia.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement