REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Karunia merupakan salah satu nikmat yang diberikan Allah SWT. Hal ini karena apapun yang bertentangan dengan karunia-Nya akan hancur. Misalnya kebatilan akan hancur oleh kebenaran Allah SWT.
Dalam kitab Al-Hikam, Syekh Ibnu Athaillah As-Sakandari, menjelaskan sebagai berikut:
الوَارِدُ يَأْتِي مِنْ حَضْرَةِ قَهَّارٍ ، لأَجْلِ ذلِكَ لا يُصَادِمُهُ شَيْءٌ إِلاَّ دَمَغَهُ بلْ تَقْذِفُ بِالْحَقِّ عَلى البَاطِلِ فَيَدْمَغُهُ فَإِذَا هُوَ زَاهِقٌ
"Karunia itu datang dari hadirat Dzat Yang Mahaperkasa. Oleh karena itu sesuatu yang bertabrakan dengan karunia-Nya, akan hancur. Kami melemparkan yang hak kepada yang batil, lalu yang hak itu menghancurkan yang batil. Maka dengan serta merta yang batil itu lenyap." (Syekh Athaillah, Al-Hikam)
Penyusun syarah dan penerjemah Al-Hikam, D A Pakih Sati Lc dalam buku Kitab Al-Hikam dan Penjelasannya yang diterbitkan penerbit Noktah tahun 2017 menjelaskan maksud Syekh Athaillah mengenai karunia dari Allah SWT yang akan menghancurkan apapun yang bertentangan dengannya, seperti kebatilan.
Karunia yang diberikan kepada kamu berasal dari Allah SWT Dzat Yang Mahaperkasa. Apapun yang berhadapan dengan-Nya, maka tidak akan ada yang menang.
Semuanya akan hancur dan tidak tersisa lagi. Bahkan, jika Allah SWT menginginkan bahwa tidak ada satupun makhluk yang ada di alam semesta ini selain diri-Nya, maka itu akan terjadi dalam sekejap mata.
Bagi Allah SWT, menghadapi kebiasaan-kebiasaan buruk kamu bukanlah sebuah hal yang sulit.
Baca juga: Dihadapkan 2 Pilihan Agama Besar, Mualaf Anita Yuanita Lebih Memilih Islam
Tatkala karunia-Nya memasuki dan menerangi hati kamu maka tidak akan ada lagi bekas-bekas hitam di dalamnya.
Semuanya akan lenyap dan beterbangan, layaknya debu yang ditiup angin. Lambat laun, kebiasaan yang baik yang akan tertanam dalam diri kamu, sesuai dengan kadar kesungguhan kamu dalam melakukannya.
Dalam firman-Nya ditegaskan bahwa Dia akan melempar kebatilan dengan kebenaran, sehingga membuatnya hancur lebur tidak tersisa lagi. Cobalah kamu perhatikan kaca yang dilempar dengan batu yang keras. Bukanlah kaca tersebut akan hancur lebur, begitulah perumpamaannya.