Kamis 24 Jul 2025 15:51 WIB

Jika Ada yang Mengaku Melihat Allah SWT, Benarkah Klaimnya? Ini Jawaban Ulama Al-Azhar Mesir

Melihat Allah SWT di dunia adalah perkara yang mustahil.

Sejumlah warga melintas di dekat lentera bertuliskan lafaz Allah.
Foto: Antara/Rony Muharrman
Sejumlah warga melintas di dekat lentera bertuliskan lafaz Allah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Melihat Allah SWT di dunia, mungkinkah? Pertanyaan ini bisa saja muncul di saat ada klaim seseorang melihat Allah SWT di kehidupan dunia.

Tetapi apakah benar bisa melihat Allah SWT di dunia? Ulama Al-Azhar Mesir, Syekh Ahmad Khalil, memberikan jawaban ba mustahil untuk melihat Allah SWT dalam kehidupan ini sebagaimana dijelaskan dalam teks-teks Alquran dan Sunnah Nabi SAW.

Baca Juga

“Mata dan kemampuan manusia tidak akan mampu menangkap kebesaran dan keagungan Allah SWT,” kata dia dikutip dari Masrawy, Kamis (24/7/2025).

Dia menjelaskan dalam konteks Nabi Musa AS yang dikenal sebagai kalimullah (yang berbicara dengan Allah SWT), saat beliau meminta agar diperlihatkan ‘fisik’ Allah SWT, tegas-tegas ditolak. Dijelaskan Nabi Musa tidak akan melihat Tuhannya ketika itu. Allah SWT berfirman:

وَلَمَّا جَاءَ مُوسَىٰ لِمِيقَاتِنَا وَكَلَّمَهُ رَبُّهُ قَالَ رَبِّ أَرِنِي أَنْظُرْ إِلَيْكَ ۚ قَالَ لَنْ تَرَانِي وَلَٰكِنِ انْظُرْ إِلَى الْجَبَلِ فَإِنِ اسْتَقَرَّ مَكَانَهُ فَسَوْفَ تَرَانِي ۚ فَلَمَّا تَجَلَّىٰ رَبُّهُ لِلْجَبَلِ جَعَلَهُ دَكًّا وَخَرَّ مُوسَىٰ صَعِقًا ۚ فَلَمَّا أَفَاقَ قَالَ سُبْحَانَكَ تُبْتُ إِلَيْكَ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُؤْمِنِينَ

“Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, berkatalah Musa. "Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau."

Tuhan berfirman, "Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku, tapi lihatlah ke bukit itu, maka jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu dapat melihat-Ku".

Tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar kembali, dia berkata, "Maha Suci Engkau, aku bertaubat kepada Engkau dan aku orang yang pertama-tama beriman."

“Jadi bagaimana mungkin seorang manusia yang lemah dapat memikul beban yang berat tersebut?,” kata Syekh Ahmad Khalil.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 159)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement