Selasa 01 Nov 2022 09:25 WIB

Jangan Diusir, Keberadaan Kucing di Kampus Bagus untuk Kesehatan Mental

Kehadiran kucing di lingkungan kampus bermanfaat untuk pereda stres.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Kucing. Hasil studi mengindikasikan bahwa kehadiran kucing di lingkungan kampus dapat menjadi intervensi yang layak untuk meredakan stres orang-orang di lingkungan kampus.
Foto: www.freepik.com
Kucing. Hasil studi mengindikasikan bahwa kehadiran kucing di lingkungan kampus dapat menjadi intervensi yang layak untuk meredakan stres orang-orang di lingkungan kampus.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagian orang mungkin menganggap keberadaan kucing di lingkungan kampus sebagai hal yang mengganggu. Padahal, kehadiran kucing di lingkungan kampus bisa membantu meredakan stres.

Ada cukup banyak universitas di Amerika Serikat yang memiliki program animal assisted intervention (AAI). AAI merupakan program yang menghadirkan hewan untuk membantu meredakan stres para mahasiswa.

Baca Juga

Umumnya, hewan yang dihadirkan sebagai AAI di lingkungan kampus adalah anjing. Sebaliknya, ada "naratif anekdot" yang menyiratkan bahwa kucing tidak cocok menjadi hewan terapi.

"Sedikit yang diketahui mengenai kelayakan untuk menghadirkan interaksi dengan kucing (sebagai AAI)," jelas tim peneliti melalui jurnal Anthrozoos, seperti dilansir Fox News, Selasa (1/11/2022).

Oleh karena itu, tim peneliti dari Katholieke Universiteit Leuven dan Washington State University melakukan studi untuk mengetahui kelayakan kucing sebagai hewan yang dapat meredakan stres di lingkungan kampus. Melalui studi ini, tim peneliti melakukan survei terhadap lebih dari 1.400 mahasiswa dan pegawai di lebih dari 20 universitas.

Hasil studi menunjukkan bahwa mengelus kucing bisa memberikan efek pereda stres yang sama seperti mengelus anjing. Manfaat ini khususnya lebih terasa pada beberapa kelompok di lingkungan kampus, seperti orang yang sangat emosional, wanita, orang yang memelihara kucing, serta orang yang terbuka terhadap ide berinteraksi dengan anjing di lingkungan kampus.

"Orang-orang dengan emosionalitas yang lebih tinggi secara signifikan lebih tertarik untuk berinteraksi dengan kucing di kampus," jelas tim peneliti.

Hasil studi mengindikasikan bahwa kehadiran kucing di lingkungan kampus dapat menjadi intervensi yang layak untuk meredakan stres orang-orang di lingkungan kampus. Kehadiran kucing juga bisa menjadi alternatif bagi orang-orang di lingkungan kampus yang mungkin merasa takut atau enggan untuk berinteraksi dengan anjing.

Salah satu peneliti dari Washington State University, Patricia Pendry, mulanya menilai bahwa para mahasiswa dan pegawai di universitas tak akan tertarik untuk bermain dengan kucing. Akan tetapi, studi yang dia lakukan bersama Joni Delanoeije dari Katholieke Universiteit Leuven ini menunjukkan hal yang berbeda.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement