REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PSSI mengumumkan akan menggelar Kongres Luar Biasa (KLB). Alasan Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan menggelar KLB ini adalah mengikuti rekomendasi dari Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan. Sebab, jika ketua umum PSSI dan jajaran pengurusnya tidak segera mundur, maka pemerintah tidak akan mengizinkan pertandingan digelar.
Namun, pengamat sepak bola Yusuf Kurniawan, menilai KLB ini hanya akal-akalan pengurus PSSI agar tidak kehilangan muka. Sebab selama ini, Iwan Bule, panggilan akrab Iriawan, bersikeras tidak mau mundur meski desakan kuat dari publik. PSSI ngotot bahwa tragedi Kanjuruhan bukan salah mereka.
"Exco mundur itu kan trik PSSI untuk tidak kehilangan muka soal permintaan TGIPF. Di sisi lain itu permintaan niat baik, ada spirit untuk mundur, supaya pengurus PSSI yang sekarang tidak lagi menjabat,'' kata Yusuf, saat dihubungi Republika.co.id, Senin (31/10).
Namun Yusuf pesimistis KLB bisa memberikan perubahan besar untuk PSSI. Sebab mayoritas pemegang suara di KLB adalah klub-klub yang justru pro Iwan Bule. Karena itu, jika mau berubah total, harus ada amandemen statuta yang fundamental. Apalagi, KLB ini dianggap Yusuf bukan sikap seorang olahragawan, yang mundur karena memang merasa salah.
"Kalau menurut saya tidak akan selesai kalau cuma KLB doang. Yang dituntut perubahan secara keseluruhan. Pengurus yang sekarang jangan dipilih lagi, karena ini dianggap kegagalan kolektif," kata Yusuf.