Kamis 03 Nov 2022 10:24 WIB

Iran Kirim Delegasi ke Wina untuk Bahas Perundingan Nuklir

Iran ingin membahas kesepakatan untuk mengaktifkan kembali perjanjian nuklir 2015

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Gambar satelit dari Planet Labs PBC ini menunjukkan situs nuklir Natanz Iran, serta konstruksi yang sedang berlangsung untuk memperluas fasilitas di gunung terdekat, dekat Natanz, Iran, 9 Mei 2022.
Foto: Planet Labs PBC via AP
Gambar satelit dari Planet Labs PBC ini menunjukkan situs nuklir Natanz Iran, serta konstruksi yang sedang berlangsung untuk memperluas fasilitas di gunung terdekat, dekat Natanz, Iran, 9 Mei 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Delegasi Iran akan berkunjung ke Wina beberapa hari ke depan untuk menyempitkan perbedaan dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) pengawas nuklir PBB. Hal ini disampaikan Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian.

"Kami akan mengirimkan delegasi dari Iran ke Wina dalam beberapa hari ke depan untuk memulai pembicaraan dengan IAEA dan kami berharap dapat menyelesaikan sisa masalah berdasarkan apa yang telah kami sepakati dalam beberapa hari terakhir," katanya di konferensi pers, Rabu (2/11/2022).

Baca Juga

Amirabdollahian juga mengatakan ia akan berbicara dengan diplomatik tinggi Uni Eropa Josep Borrell. Ia ingin membahas kesepakatan dengan negara-negara besar untuk mengaktifkan kembali perjanjian nuklir 2015.

Perundingan tak langsung antara Teheran dan Washington untuk mengaktifkan kembali perjanjian nuklir itu mengalami kebuntuan. Iran meminta agar IAEA menghentikan penyelidikan pada jejak uranium yang ditemukan di lokasi-lokasi yang diungkapkan sebagai lokasi nuklir.

Sebelumnya Juru bicara Gedung Putih mengatakan AS prihatin pada ancaman Iran ke Arab Saudi. Ia menegaskan Washington tidak akan segan untuk meresponnya bila diperlukan.

"Kami prihatin dengan gambar ancaman, dan kami masih menjaga kontak melalui jalur militer dan intelijen dengan Arab Saudi, kami tidak segan untuk bertindak dalam mempertahankan kepentingan dan mitra kami di kawasan," kata juru bicara tersebut di Dewan Keamanan Nasional AS, Selasa (1/11/2022).

Hal ini disampaikan setelah surat kabar Wall Street Journal melaporkan Arab Saudi membagikan data intelijen dengan AS. Intelijen itu memperingatakan serangan nyata Iran pada target Arab Saudi.

AS mengatakan Iran memasok drone ke Rusia yang digunakan dalam perang di Ukraina. Washington pun menahan negosiasi kesepakatan nuklir yang mantan Presiden AS Donald Trump tinggalkan 2018 lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement