JURNAL PERGURUAN TINGGI -- Musim penghujan seperti saat ini banyak wilayah di Indonesia yang terancam bencana banjir. Berawal dari keprihatinan tersebut, Tim Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta berhasil merancang Early Warning System atau Peringatan Dini Bencana Banjir.
Rancangan Peringatan Dini Bencana Banjir yang masih dalam bentuk esai berhasil menjadi juara pertama pada Lomba Esai Public Health National Competition (PHNC). Lomba esai tahunan ini diselenggarakan Badan Otonom English and Study Club (BO ESC) Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sriwijaya (FKM Unsri) Palembang, Jumat-Sabtu (28-29/10/2022).
BACA JUGA : Mobil SEMAR UGM Raih Dua Gelar di Kompetisi Internasional Shell Eco-Marathon 2022
Tim Mahasiswa adalah Yasmin Hanifah dari Departemen Teknik Nuklir dan Billie Adrian dari Teknik Fisika, Fakultas Teknik, UGM. Yasmin Hanifah menjelaskan perlombaan ini melalui beberapa tahapan proses seleksi, mulai dari pendaftaran, pengumpulan naskah esai sampai dengan pengumuman semifinalis dan presentasi esai.
"Pada tahap final terdapat beberapa tim yang berasal berbagai universitas. Di antaranya, Universitas Sriwijaya (Unsri), Universitas Indonesia (UI), IPB University, Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), dan Universitas Negeri Padang," kata Yasmin.
BACA JUGA : Jaket Pelindung Badan Pengendara Saat Kecelakaan, Kreasi Mahasiswa UGM
Yasmin menambahkan karya esainya mengangkat tema Integrasi Sistem Peringatan Dini Hemat Energi Berbasis Sensor Ultrasonik dengan Teknologi Flood Forecasting sebagai Upaya Reduksi Risiko Bencana Banjir di Indonesia. Selama ini bencana banjir selalu berdampak besar bagi keselamatan masyarakat.
“Karya tulis kita lebih banyak ke soal pengembangan sistem peringatan dini bencana banjir. Rancangan ini merupakan bentuk integrasi antara teknologi yang dapat memprediksi kapan akan terjadi banjir dan teknologi yang berfungsi sebagai early warning system terbukti dapat berhasil dilakukan,” kata Yasmin dalam rilisnya, Selasa (8/11/2022).
Dijelaskan Yasmin, Teknologi Flood Forecasting merupakan teknologi yang mampu memperkirakan ketinggian atau aliran air pada satu atau beberapa lokasi dari sistem sungai untuk waktu tunggu yang berbeda. Sedang Sensor Ultrasonik berperan sebagai sensor untuk mengetahui ketinggian dan laju air. "Salah satu jenis sensor ultrasonik yang dapat digunakan dan sudah diteliti yaitu HC SR04 (level air) serta yf-201 (laju air)," jelas Yasmin.
BACA JUGA : Kartu CLEO, Permudah Siswa Belajar Kimia Karya Mahasiswa UGM
Selanjutnya, tambah Yasmin, data pembacaan level air dengan status yang sudah ditentukan nantinya akan dikirim secara wireless melalui XBEE yang berfungsi sebagai transmitter dan receiver. “Data juga akan dikirim melalui mikrokontroler GSM sim900A yang berfungsi untuk mengirimkan pesan menuju handphone masyarakat ketika status level air sudah mencapai kondisi yang berbahaya,” paparnya.
Meskipun ini baru sebatas ide dan dituangkan dalam sebuah karya tulis namun Yasmin dan Billie berharap bisa menginspirasi kepada mahasiswa lainnya. Terutama dalam pengembangan sistem peringatan dini yang lebih mutakhir . “Sesama mahasiswa mari kita terus semangat untuk berkarya dan membanggakan nama kampus,” harapnya. (*)
BACA JUGA : Mahasiswa UGM Raih Juara di Schlumberger Digital Forum Swiss
Ikuti informasi penting tentang berita terkini perguruan tinggi, wisuda, hasil penelitian, pengukuhan guru besar, akreditasi, kewirausahaan mahasiswa dan berita lainnya dari JURNAL PERGURUAN TINGGI. Anda juga bisa berpartisipasi mengisi konten di JURNAL PERGURUAN TINGGI dengan mengirimkan tulisan, foto, infografis, atau pun video. Kirim tulisan Anda ke email kami: [email protected].