Rabu 09 Nov 2022 10:36 WIB

Strategi Paling Efisien Mempertahankan Menjadi Seorang Vegan

Masih banyak orang tak terlalu paham dengan manfaat kesehatan dan pola makan nabati.

Menjadi seorang vegan membutuhkan komitmen kuat (ilustrasi)
Foto: Flickr
Menjadi seorang vegan membutuhkan komitmen kuat (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Faunalytics memuat laporan terbaru yang memetakan analisis hambatan paling umum yang dihadapi oleh orang vegan atau yang baru mengadopsi pola makan vegetarian. Laporan juga memuat cara yang paling efisien serta strategi untuk mempertahankannya.

Setelah melakukan survei terhadap 222 peserta, para peneliti menemukan, beberapa hambatan yang paling sering terjadi terkait dengan alasan kesehatan dan kesulitan dalam memberi label atau identitas sebagai seorang vegan. "Karena sebagian besar informasi pola makan berbasis nabati lebih sering muncul dalam isu yang terkait dengan kesejahteraan hewan," kata Manajer 21 Hari Vegan di Act For Farmed Animals (AFFA), Among Prakosa di Jakarta, Rabu (9/11/2022).

"Masih banyak orang mungkin tidak terlalu paham dengan manfaat kesehatan dan pola makan berbasis nabati dan komunitas di sekitarnya, yang bukan hanya memberikan dukungan transisi ke pola hidup yang bebas akan kekejaman, namun juga identitas sebagai seorang vegan," kata Among melanjutkan.

Di Indonesia, 21 Hari Vegan memberikan tantangan vegan gratis untuk orang yang ingin mencoba pola makan ini dan bertemu dengan teman baru saat mencobanya. Menurut penelitian, orang yang khawatir dengan kesehatannya saat beralih ke pola makan berbasis nabati,  memiliki kesempatan tiga kali lebih mungkin untuk meninggalkan pola makan tersebut dalam enam bulan pertama.

"Adanya persepsi bahwa kita membutuhkan susu sapi untuk mendapatkan asupan kalsium, dan daging merah untuk mendapatkan protein, menjadikan kita percaya bahwa kita akan menjadi lemah tanpanya. Padahal hal tersebut tidaklah benar," kata Among.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan, daging olahan sebagai kanker, dan pola makan berbasis nabati dikaitkan dengan efek perlindungan terhadap kanker sistem pencernaan dan 32 persen lebih rendah risiko kematian kardiovaskular.  Makanan seperti tahu, edamame, dan susu kedelai merupakan salah satu contoh sumber kalsium yang bagus.

"Dalam hal protein misalnya, ada banyak pilihan nabati yang dapat dengan mudah ditemukan di supermarket mana pun atau dibuat di rumah, seperti tahu, tempe, kacang hijau, dan banyak lainnya yang tidak hanya bebas dari kekejaman hewan namun juga lebih sehat daripada daging," kata Among.

Menurut laporan Faunalytics, beberapa strategi terbaik untuk membantu seseorang memulai gaya hidup vegan adalah meningkatkan dukungan sosial dan kemampuan untuk mengikuti pola makan berbasis nabati. Di Indonesia, sambung dia, 21 Hari Vegan berkomitmen untuk menyambut orang baru di komunitas tersebut.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement