REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Republik Indonesia yang juga sebagai Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla menyarankan Institut Agama Islam (IAI) Tazkia mendatangkan pengajar dari Kairo, untuk membina mahasiswa pada Program Internasional Tazkia program Hafizpreneur konsentrasi Ekonomi Digital.
Saran Jusuf Kalla itu disampaikan pada saat sejumlah tokoh Institut Tazkia Bogor mengunjungi Mantan Wakil Presiden RI Muhammad Jusuf Kalla di kediamannya, Kebayoran Baru Jakarta Selatan, Selasa (8/11/2022) agar menjadikan lulusan IAI Tazkia dapat bersaing di kancah global.
Pembina Yayasan Tazkia Cendekia Muhammad Syafii Antonio, saat dikonfirmasi ANTARA dari Kota Bogor, Rabu, mengatakan,Jusuf Kalla mendorong agar kampus tersebut dapat mempromosikan aspek-aspek praktis dari ajaran Islam seperti syahadat, sholat, zakat, puasa, dan haji.
"Menurut Pak Jusuf Kalla, isu-isu fikih seputar lima rukun Islam tersebut sudah banyak diajarkan tetapi tidak banyak tentang bagaimana memaksimalkan dampak dari lima prinsip ini," kata Syafii.
Padahal kalau betul-betul diaplikasikan, jelasnya, Muslim yang menjalankan rukun Islam itu dapat memberdayakan lingkungannya, menjadi pengusaha dan profesional, juga naik kelas dari mustahik ke muzakki dan pada akhirnya membawa kesejahteraan bagi umat dan negara.
Dikatakan Safii, hasil dari pertemuan dan diskusi itu Jusuf Kalla meminta pihak Institut Tazkia membuat Buku Panduan Khatib Masjid yang berisikan anjuran berbisnis syariah dan memberdayakan masyarakat sekitar masjid.
Rektor IAI Tazkia Bogor Murniati Mukhlisin menyampaikan bahwa sebagian aktifitas civitas akademika kampus berada di masjid.
?Sudah menjadi tanggungjawab IAI Tazkia selaku kampus terbaik dalam bidang ekonomi dan keuangan syariah untuk memakmurkan masjid dan masyarakat sekitar masjid. Bahkan beberapa bulan yang lalu, Masjid Andalusia yang berada di area kampus IAI Tazkia diberikan penghargaan sebagai Masjid Kampus Terbaik di level nasional oleh Dewan Masjid Indonesia,? katanya.