Kamis 10 Nov 2022 14:16 WIB

Hadapi Resesi 2023, Sumber Daya Alam Jadi Komponen Penting

Indonesia makin memperlihatkan jati dirinya di tengah ancaman resesi ekonomi.

Brigjen TNI Fahrid Amran SH, Direktur Sumber Daya Pertahanan dari Kementerian Pertahanan (kiri) mengatakan, sejumlah aksi yang telah dan akan dilakukan di bidang pertahanan dan ekspor, yang bisa jadi kunci dalam mengantisipasi gelombang resesi global yang bisa menerpa ekonomi Indonesia tahun depan.
Foto: Istimewa
Brigjen TNI Fahrid Amran SH, Direktur Sumber Daya Pertahanan dari Kementerian Pertahanan (kiri) mengatakan, sejumlah aksi yang telah dan akan dilakukan di bidang pertahanan dan ekspor, yang bisa jadi kunci dalam mengantisipasi gelombang resesi global yang bisa menerpa ekonomi Indonesia tahun depan.

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Sumber daya alam dan buatan, makin menjadi komponen penting pertahanan negara dalam menghadapi resesi. Apalagi, isu resesi global diprediksi segera menerpa banyak negara di tahun 2023. 

Begitu diungkapkan oleh Brigjen TNI Fahrid Amran SH, Direktur Sumber Daya Pertahanan dari Kementerian Pertahanan. Dia mengatakan, sejumlah aksi yang telah dan akan dilakukan di bidang pertahanan dan ekspor, yang bisa jadi kunci dalam mengantisipasi gelombang resesi global yang bisa menerpa ekonomi Indonesia tahun depan. 

“Indonesia makin memperlihatkan jati dirinya di tengah ancaman resesi ekonomi global,” ujar Fahrid Amran dalam konferensi akbar dari kalangan eksportir Indonesia bertajuk “The X Lite” yang dihelat Bisa Ekspor X Eksporasi Musik, belum lama ini. 

Lebih lanjut disampaikan, bahwa Indonesia tetap menunjukkan kekuatan pertahanan nasionalnya di tengah pandemi Covid-19 yang belum usai, terjadinya dinamika perdagangan global, dan perang konflik antara Rusia dan Ukraina. 

Meski semua itu berdampak, Indonesia tetap menunjukkan kekuatannya berkat modal dasar sumber daya alam, potensi kekuatan sumber daya buatannya, serta stabilitas komponen pendukung pertahanan negara. 

Dia memaparkan, bahwa pertahanan negara Indonesia ada tiga komponen, dengan komponen utama yaitu TNI namun jumlahnya sedikit. Sedangkan komponen cadangan dan komponen pendukung jumlahnya lebih besar, terdiri dari sumber daya manusia, alam, dan buatan. 

“Sumber daya alam Indonesia sangat luar biasa, tetapi jangan diekspor bahan mentahnya, melainkan harus menjadi suatu produk,” tegas Fahrid Amran.

Dia menjelaskan pula, dalam undang-undang telah ditentukan bahwa pemda yang punya sumber daya alam, manusia, dan buatan bisa ditetapkan sebagai komponen pendukung dan akan dibina, sehingga dapat membantu ketika terjadi krisis. 

"Selain itu, logistik wilayah harus disiapkan mulai dari bekal makanan, perlengkapan perang, dan bahan bakar karena ancaman bisa tiba-tiba muncul di depan mata dan kita tidak pernah siap,” ujarnya.

Dengan wawasan kebangsaan yang dimiliki segenap warga negara, Indonesia masih berdiri tegak karena kesamaan yang terwujud dalam Pancasila. Dengan 17.395 pulau, 273,5 juta penduduk, dan 1.340 suku bangsa, Indonesia makin memperlihatkan jati dirinya tidak saja di kawasan regional, tapi juga di tengah peta global yang kini sedang terancam resesi ekonomi. 

Paparan bertema “Sumber Daya Alam dan Buatan sebagai Komponen Pendukung Pertahanan Negara” tersebut disampaikan oleh Brigjen TNI Fahrid Amran SH dalam konferensi akbar dari kalangan eksportir Indonesia bertajuk “The X Lite” yang dihelat Bisa Ekspor X Eksporasi Musik pada tanggal 3 November 2022 di Palembang, Sumatera Selatan. 

Konferensi tersebut turut menghadirkan pembicara Dr Jerry Sambuaga, Wakil Menteri Perdagangan dengan topik “Akselerasi Pengembangan Ekspor untuk Menunjang Pertumbuhan Ekonomi 2023” dan Yuana Rochma Astuti, Direktur Tata Kelola Ekonomi Digital dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dengan tema “Komoditas Ekspor sebagai Daya Tarik Pariwisata Indonesia” yang dipandu oleh Julio Ekspor, eksportir muda pendiri komunitas Bisa Ekspor.

“The X Lite” merupakan bagian dari The X Event yang diselenggarakan komunitas Bisa Ekspor. Kode huruf X dipilih karena menjadi dasar utama kata ‘export’, dan bisa jadi unsur kunci yang bisa memberi dampak langsung pada berbagai lini kehidupan. “The X Lite” merupakan inisiasi baru dari Bisa Ekspor, sebuah jejaring antar-eksportir, yang bervisi meningkatkan ekspor Indonesia dan mencetak sejuta eksportir. 

“Tahun 2023 kita tak perlu takut, waspada boleh. Pada 2020 yang katanya resesi, nyatanya kita surplus, bahkan ekspor kita tertinggi dalam sejarah. Kita akan lakukan kembali di tahun 2023. Ekspor kita tertinggi lagi,” katanya. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement