REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Israel menerbitkan sebuah rincian desain rencana bangunan yang dimaksudkan untuk menjadi Kedutaan Besar AS permanen di Yerusalem. Menurut The Times of Israel, kedutaan akan berada di Derech Hebron, yang terletak di antara Hanoch Albek Street dan Daniel Yanovsky Street, atau sebuah area yang dikenal dengan nama Camp Allenby era Mandat Inggris.
"Setelah hampir empat tahun bekerja keras dengan Kedutaan Besar Amerika di Yerusalem, kami senang bahwa rencana zonasi diterbitkan untuk kompleks Allenby yang baru," ujar Wakil Wali Kota Yerusalem Fleur Hassan-Nahoum, dilaporkan Middle East Monitor, Kamis (9/11/2022).
Hassan-Nahoum mengatakan, Kedutaan Besar AS yang terletak di bagian tengah kota akan meningkatkan lanskap perkotaan, dan menghubungkannya ke semua area ibu kota melalui jaringan Light Rail yang akan berhenti hampir di depan pintu kedutaan. "Kami berharap lebih banyak negara akan mengikuti dan memindahkan kedutaan mereka ke ibu kota kita, Yerusalem," ujarnya.
Rencana pembangunan kompleks kedutaan meliputi kantor, tempat tinggal, parkir dan struktur keamanan. Kompleks ini akan menggantikan kantor sementara yang telah digunakan sejak mantan Presiden AS Donald Trump memindahkan kedutaan dari Tel Aviv ke Yerusalem pada 2018. Belum diketahui kapan pembangunan kompleks Kedutaan AS itu rampung.
Pemerintahan Trump juga mendorong negara-negara lain untuk memindahkan kedutaan mereka ke Yerusalem. Selain AS, ada tiga negara yang memiliki kedutaan besar di kota Yerusalem yaitu Kosovo, Honduras, dan Guatemala. Ketiga negara itu mengikuti jejak AS dengan memindahkan kedutaan dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Israel mencaplok seluruh Kota Yerusalem pada 1980. Menurut hukum internasional pencaplokan ini ilegal, dan menganggap kota itu sebagai wilayah pendudukan. Oleh karena itu, sebagian besar negara masih mempertahankan kedutaan mereka di Tel Aviv.