Sabtu 12 Nov 2022 10:36 WIB

Dokter: Pantau Bising Jantung Bayi untuk Cegah Sakit Jantung Bawaan

Penyakit jantung bawaan kerap kali menghantui bayi.

Bayi yang baru lahir (ilustrasi). Penyakit jantung bawaan kerap kali menghantui bayi.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Bayi yang baru lahir (ilustrasi). Penyakit jantung bawaan kerap kali menghantui bayi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Dokter Spesialis Anak Piprim Basarah Yanuarso mengingatkan orang tua senantiasa memantau bising jantung bayi saat imunisasi. Hal ini guna mendeteksi dan mencegah adanya penyakit jantung bawaan.

"Buat Ibu-Ibu, di manapun imunisasinya minta didengarkan pake stetoskop bayinya, supaya bising jantungnya kalau ada bisa terdengar, jadi jangan sampai luput," kata Piprim dalam Webinar HUT 103 RSCM yang ditayangkan melalui Instagram RSCM Jakarta diikuti di Jakarta, Kamis (10/11/2022).

Baca Juga

Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) itu menyampaikan bahwa ia pernah mendapati pasien yang baru tahu bahwa terdiagnosa memiliki penyakit jantung bawaan setelah berumur 8 bulan. Sebab, selama melakukan imunisasi, bayi tersebut tidak pernah diperiksa keadaan jantungnya menggunakan stetoskop.

Penyakit jantung bawaan, sebutnya, kerap kali menghantui bayi, baik di Indonesia maupun di luar negeri. Persentase kelainan yang telah dimiliki bayi saat salah ke dunia tersebut di Indonesia adalah 1 dibanding 100.

"Di Indonesia kira-kira per tahunnya angka kelahiran tuh sekitar 5 juta bayi lahir. Jadi kalau 1 persen, berarti sekitar 50 ribu lahir dengan masalah jantung bawaan ini. Makanya orang tua juga perlu waspada terhadap penyakit jantung bawaan pada bayi dan anak," ucapnya.

Faktor penyebab jantung bawaan tersebut juga beragam. Ada beberapa  yang bisa dicegah seperti sindrom rubella kongenital, sebuah kondisi dimana ibu yang sedang hamil muda tertular rubella dari anak pertamanya yang belum diberikan vaksin Measles and Rubella (MR).

Dampaknya pada ibu hamil hanya sebatas kemerahan. Namun janin yang tengah di kandungnya akan menderita sindrom rubella kongenital yang mengakibatkan terjadinya kebocoran jantung, mata katarak, telinga tuli dan otak kecil.

 

"Ini sebetulnya bisa dicegah dengan memberi imunisasi MR pada bayi 9 bulan dan 5 tahun," sebutnya.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement