Selasa 15 Nov 2022 05:44 WIB

Rishi Sunak Tiba di Bali

Sunak dijadwalkan bertemu menlu Rusia untuk membahas instabilitas ekonomi.

Rep: Lintar Satria/ Red: Friska Yolandha
Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak (tengah) tiba di Bandara Internasional Ngurah Rai menjelang KTT G20 di Bali, Indonesia, 14 November 2022. KTT Kepala Negara dan Pemerintahan Kelompok Dua Puluh (G20) ke-17 akan diadakan di Bali dari tanggal 15 hingga 16 November 2022.
Foto: EPA-EFE/FIRDIA LISNAWATI / POOL
Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak (tengah) tiba di Bandara Internasional Ngurah Rai menjelang KTT G20 di Bali, Indonesia, 14 November 2022. KTT Kepala Negara dan Pemerintahan Kelompok Dua Puluh (G20) ke-17 akan diadakan di Bali dari tanggal 15 hingga 16 November 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak tiba di Bali, Senin (14/11/2022). Dalam pernyataannya juru bicara kantor Perdana Menteri Inggris mengatakan Sunak menghadiri pertemuan 20 perekonomian terbesar di dunia atau G20.

Sunak diperkirakan akan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergie Lavrov di pertemuan tersebut. Lavrov mewakili Presiden Vladimir Putin yang tidak menghadiri pertemuan itu dengan alasan terlalu sibuk.

Baca Juga

Sebelumnya dilaporkan Sunak akan mengajak pemimpin dunia untuk berkoordinasi dalam mengatasi instabilitas ekonomi internasional dan kenaikan biaya hidup di pertemuan G-20.

"Tarif energi yang melonjak karena Rusia menutup keran gas mereka dan guncangan ekonomi yang diprediksi Bank Dunia akan terus terasa selama beberapa tahun ke depan," katanya dalam pernyataan pemerintah Inggris.

"Perdana Menteri akan menggunakan G20 sebagai kesempatan untuk mengkritik barbarisme (Presiden Rusia Vladimir) Putin dan memaksa Rusia untuk mengatasi penderitaan global yang disebabkan kekerasan tanpa perasaan ini," tambah Inggris di pernyataan itu.

Sunak akan menawarkan lima rencana ekonomi kepada para pemimpin negara anggota untuk menghadapi situasi tersebut. Pertama, menggunakan bantuan pemerintah secara efektif untuk memprioritaskan mereka yang paling membutuhkan, baik di negara sendiri maupun secara internasional.

Kedua, mengakhiri penggunaan produksi dan distribusi makanan sebagai senjata. Terkait poin kedua, Sunak menyerukan agar tindakan segera diambil untuk mendukung perdagangan makanan global guna menurunkan biaya hidup bagi semua orang dan menyelamatkan mereka yang kelaparan.

“Ini termasuk menyerukan pembaruan Inisiatif Laut Hitam pada 19 November mendatang dan komitmen bersama G20 untuk tidak pernah menggunakan produksi serta distribusi makanan sebagai senjata,” kata Sunak dalam pernyataan yang tercantum di rilis Kedubes Inggris untuk Indonesia.

Ketiga, memperkuat keamanan energi dan mengurangi ketergantungan energi Rusia. “Kita harus mengakhiri cengkeraman Rusia dalam hal energi global. Sebagai bagian dari usaha ini, kami akan bekerja sama dengan para mitra untyk membuka investasi yang dibutuhkan untuk mempercepat transisi hijau,” ujar Sunak.

Keempat, membuka perdagangan global. Ini termasuk meningkatkan persetujuan perdagangan bebas bilateral dan reformasi Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Kelima memberikan keuangan yang jujur dan transparan serta dapat diandalkan guna membantu negara berkembang tumbuh secara berkelanjutan.

“Termasuk tindakan cepat untuk membantu negara-negara miskin untuk bisa lebih baik mengelola beban utangnya dan memberikan alternatif bagi negara-negara berkembang untuk tidak meminjam dari sumber-sumber yang akan mengeksploitasi mereka,” kata Sunak.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement