Rabu 16 Nov 2022 11:04 WIB

Gangguan Pangan Dunia, Indofood Fokus Kelola Bahan Baku Lokal

Indonesia menjadi importir gandum terbesar nomor 11 di dunia.

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
Axton Salim, Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk
Foto: MGROL Widyadhana Mufida
Axton Salim, Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan total food solutions, PT Indofood Sukses Makmur Tbk berupaya melakukan kontribusi terhadap kesejahteraan masyarakat melalui inovasi dan model bisnis inklusif yang diterapkan pada keempat kelompok usaha strategis Indofood. Hal ini dilakukan melalui penerapan tiga pilar keberlanjutan, yaitu tangguh dalam menghadirkan produk pangan bagi semua, perlindungan terhadap lingkungan, dan tumbuh bersama karyawan dan masyarakat.

Direktur Indofood, Axton Salim mengatakan saat ini membutuhkan solusi kreatif dari kalangan bisnis, tidak hanya bertahan, namun tetap bertumbuh dengan pesat. Pandemi Covid-19, perubahan iklim dan ketegangan geopolitik merupakan sebagian dari berbagai tantangan yang telah menciptakan gangguan. 

Baca Juga

“Gangguan ini juga telah menyoroti kerentanan rantai nilai global atau global value chains (GVC) dan kebutuhan untuk mendiversifikasi pilihan rantai pasokan untuk memasukkan model yang lebih bersifat regional yang lebih dekat dengan pasar akhir sumber-sumber daya penting,” ujarnya saat webinar, Rabu (16/11/2022).

Menurutnya hampir tidak ada negara yang kebal dari tantangan ini, termasuk Indonesia. Dengan populasi lebih dari 270 juta orang, Indonesia dapat berperan lebih banyak dalam rantai pasok global baik sebagai eksportir maupun importir. 

Indonesia adalah salah satu negara terbesar produsen minyak nabati, secara global memproduksi sebanyak 20 persen serta menyumbang terhadap lebih dari 30 persen ekspor global. Indonesia tidak memproduksi gandum, tetapi menjadi importir gandum terbesar nomor 11 di dunia.

Pemerintah berupaya meningkatkan ketahanan pangan namun masih mengandalkan rantai pasok global, karena mungkin tidak memiliki kondisi iklim yang cocok untuk menanam bahan pangan pokok. Komunikasi yang baik dengan pemerintah terutama tujuan bersama serta public private partnership, sangat penting dalam membangun ketahanan rantai pasokan tersebut.

Guna menghadapi tantangan tersebut, Indofood berupaya memperkuat kemitraannya dengan UMKM lokal untuk mengurangi dampak gangguan GVC serta menciptakan ekonomi yang lebih tangguh. Diversifikasi sumber serta peningkatan kapasitas dan ketahanan para petani lokal, sangatlah penting guna menyeimbangkan antara pasokan impor dan lokal.

Salah satu contoh public private partnership yang baik adalah kemitraan sistem closed-loop. Model kerja sama ini mencakup dukungan praktik pertanian yang baik, pemetaan risiko perubahan iklim dan mitigasi melalui public private partnership antara pemerintah, petani dan pemangku kepentingan yang terkait. Hal ini membantu diversifikasi pilihan rantai pasokan dan membantu mengurangi gangguan GVCs serta menciptakan ekonomi yang lebih tangguh. 

“Melalui model bisnis inklusif, Indofood telah memberdayakan ribuan petani, UMKM, dan keluarganya. Kolaborasi ini tidak hanya menghasilkan pertumbuhan yang berkelanjutan bagi Indofood sebagai sebuah perusahaan, tetapi juga memperkuat ekonomi masyarakat yang ada dalam rantai nilai kami,” ucapnya.

Menurutnya dalam rangka memperkuat pasokan bahan baku untuk memproses produksi, perusahaan bekerja sama dengan lebih dari 20.000 petani kentang, cabai, singkong, gula kelapa dan peternak sapi, serta dengan 48.000 petani plasma kelapa sawit. Perusahaan juga mengembangkan program produksi bibit kentang industri untuk mengurangi impor komoditas kentang.

“Ini adalah contoh bagaimana kami memanfaatkan sumber-sumber lokal, seperti lahan dan tenaga kerja untuk meningkatkan produksi lokal. Besar harapan kami, hal ini dapat direplikasikan pada pertanian, peternakan dan daerah lainnya sehingga bisa meningkatkan ketahanan pangan lokal dan menghasilkan peluang ekonomi bagi masyarakat setempat,” ucapnya.

Axton menyebut acara B20 dapat menjadi sarana yang diperlukan bagi berbagai negara yang sedang menghadapi tantangan global yang sama. Para anggota dan kalangan bisnis dapat bekerja sama serta berbagai praktik terbaik tentang berbagai aspek kunci dalam ketangguhan rantai pasokan seperti kemitraan, kebijakan dan teknologi.

“Mereka juga dapat bekerja sama untuk mengurangi hambatan perdagangan atau larangan impor dan memungkinkan lebih banyak kesepakatan perdagangan bebas untuk memperlancar arus barang,” ucapnya. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement