Rabu 16 Nov 2022 23:55 WIB

G20 Sepakat Atas Krisis Ekonomi Global

Dalam deklarasi G20 berjanji terapkan kebijakan ekonomi makro lebih fleksibel

Rep: Lintar Satria/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Komisaris Eropa untuk Ekonomi Paolo Gentiloni (kanan) dan Sekretaris Jenderal Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) Mathias Cormann menghadiri sesi pleno selama KTT Pemimpin G20 di Bali, Indonesia, 16 November 2022. Kelompok Dua Puluh ke-17 (G20) KTT Kepala Negara dan Pemerintahan berlangsung dari 15 hingga 16 November 2022.
Foto: EPA-EFE/WILLY KURNIAWAN
Komisaris Eropa untuk Ekonomi Paolo Gentiloni (kanan) dan Sekretaris Jenderal Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) Mathias Cormann menghadiri sesi pleno selama KTT Pemimpin G20 di Bali, Indonesia, 16 November 2022. Kelompok Dua Puluh ke-17 (G20) KTT Kepala Negara dan Pemerintahan berlangsung dari 15 hingga 16 November 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Pertemuan G20 menghasilkan Deklarasi Pemimpin G20 Bali yang berjumlah 52 paragraf tersebut. Sikap terhadap perang di Ukraina merupakan isu yang paling alot diperdebatkan. G20 sepakat untuk mengatasi krisis ekonomi yang saat ini sedang terjadi.

"G20 harus mengambil tindakan yang tepat, nyata, menentukan dan diperlukan dengan menggunakan semua perangkat kebijakan yang tersedia, untuk mengatasi tantangan bersama, termasuk kerjasama kebijakan makro internasional dan kolaborasi yang konkrit," kata salah satu poin deklarasi tersebut, Rabu (16/11).

"Dalam melakukan itu kami masih berkomitmen untuk mendukung negara-negara berkembang terutama yang paling kurang berkembang dan negara-negara berkembang kepulauan kecil dalam merespon tantangan global ini dan mencapai SDG. Sesuai dengan tema Presidensi Indonesia  — Recover Together, Recover Stronger — kami akan mengambil tindakan terkoordinasi untuk memajukan agenda demi pemulihan global yang kuat, inklusif dan berdaya tahan dan pembangunan berkelanjutan yang menghasilkan lapangan kerja dan pertumbuhan."

Dalam deklarasinya 20 perekonomian terbesar di dunia berjanji menerapkan kebijakan dan kerjasama makro yang fleksibel. G20 juga berjanji untuk membentuk investasi publik dan reformasi struktural, mempromosikan investasi swasta dan memperkuat perdagangan multilateral dan memperkuat daya tahan rantai pasokan global untuk mendukung pertumbuhan jangka panjang, berkelanjutan, inklusif, hijau dan transisi yang adil.

"Melindungi ekonomi makro dan stabilitas keuangan dan terus berkomitmen untuk menggunakan semua perangkat yang tersedia untuk memitigasi resiko penurunan, mencatat setiap langkah yang diambil sejak Krisis Finansial Global untuk memperkuat daya tahan finansial dan mempromosikan keuangan berkelanjutan dan aliran modal."  

"Mengambil tindakan untuk mempromosikan keamanan pangan dan energi dan mendukung stabilitas pasar, menyediakan bantuan sementara dan terarah untuk meredam dampak kenaikan harga, memperkuat dialog antara produsen dan konsumen, meningkatkan investasi dan perdagangan untuk kebutuhan pangan dan energi jangka panjang, sistem energi, pangan, dan pupuk yang kuat dan berkelanjutan."

"Membuka investasi lebih lanjut untuk negara pendapatan menengah dan rendah dan berkembang lainnya, melalui berbagai sumber dan instrumen pendanaan inovatif, termasuk mengkatalisasi investasi swasta, mendukung pencapaian SDG. Kami meminta Multilateral Development Banks untuk mengambil tindakan untuk memobilisasi dan menyediakan pendanaan tambahan sesuai mandat mereka, untuk mendukung pencapaian SDG termasuk melalui pembangunan berkelanjutan dan investasi infrastruktur, dan untuk merespon tantangan global."

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement