REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Mungkin terkadang seorang Muslim merasa putus asa menjalani kehidupan yang terasa kian sulit. Dalam kondisi demikian, seorang Muslim mesti ingat betapa luasnya rahmat Allah SWT. Bahkan dalam kultur masyarakat Sunda, ada ungkapan Gusti Allah Moal Sare (Allah SWT tidak pernah tidur).
Ungkapan tersebut setidaknya bisa menjadi pengingat agar jangan pernah putus asa, terlebih dalam meraih ridha Allah SWT. Terkait hal ini, ada cerita menarik dari putra Umar bin Khattab, yang dapat dipetik hikmahnya.
Suatu kali, Abdullah bin Umar bin Khattab pernah menerima surat dari seorang pemuda. Surat ini berisi pesan yang meminta Abdullah bin Umar untuk menuliskan segala hal tentang ilmu. Abdullah bin Umar pun membalas permintaan tersebut.
Dalam kitab 'Siyar Alamin Nubala', dipaparkan mengenai jawaban yang disampaikan oleh Abdullah bin Umar kepada pemuda itu.
فكتب إليه: إنَّ العلم كثير، ولكن إن استطعت أن تلقى الله خفيف الظهر من دماء الناس، خميص البطن من أموالهم، كاف اللسان عن أعراضهم، لازما لأمر جماعتهم، فافعل
Abdullah bin Umar berkata, "Sungguh ilmu itu sangat luas. Namun, bila engkau mampu bertemu Allah SWT dengan meninggalkan pertumpahan darah sesama Muslim, membiarkan perut tetap kosong dari harta sesama Muslim, menjaga lisan agar tidak menjatuhkan kehormatan sesama Muslim, dan setia kepada kaum Muslimin, maka lakukanlah."
Pada peristiwa 'Aqabah, Rasulullah SAW bersabda, "Wahai manusia, sungguh darah dan harta kalian antara satu dengan yang lainnya itu adalah haram..." (HR Ahmad)
Dalam riwayat Salamah bin Qais Al-Asyja'i, Rasulullah SAW bersabda, "Aku perintahkan empat perkara kepada kalian, (pertama) jangan berbuat syirik dengan segala sesuatu apapun itu. (Kedua), jangan membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali dengan haq. (Ketiga), jangan mencuri. (Keempat), jangan berzina..." (HR Ahmad)
Dari penjelasan di atas, ditemukan korelasi antara pesan Abdullah bin Umar kepada seorang pemuda, dan sabda Nabi Muhammad SAW. Dengan demikian, dapat diketahui setidaknya ada empat hal yang ditekankan dalam Islam.
Pertama, menjaga persaudaraan sesama Muslim dengan meninggalkan pertumpahan darah atau pertempuran. Kedua, yang dimaksud membiarkan perut tetap kosong bukan berarti membiarkan diri kelaparan, karena maksudnya ialah jangan pernah mencuri sekalipun sedang kesusahan.
Ketiga, jaga lisan baik-baik, misalnya tidak menggunjing. Sebab, pergunjingan hanya akan menjatuhkan kehormatan atau harga diri Muslim yang lain. Keempat, setia pada umat Muslim. Hal lainnya adalah tidak berbuat syirik dan tidak mendekati zina.
Sumber: